Mohon tunggu...
Fahad Adzriel
Fahad Adzriel Mohon Tunggu... Mahasiswa Islamic Studies of International Open University (Indonesia) Gambia, Afrika

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengorbanan, Kedinginan Emas dan Keapian Crypto

15 Oktober 2025   07:10 Diperbarui: 13 Oktober 2025   22:09 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (by: fahadzriel)

Pak Joko: Jadi, jangan tinggalkan crypto karena kamu kecewa. Pelajarilah dia lebih dalam. Pahami bahwa di balik janji kebebasan, ada jurang yang dalam. Berinvestasilah dengan bijak, dengan uang yang rela kamu hilangkan. Dan yang terpenting... jangan pernah mengorbankan yang esensial seperti hubungan pertemananmu dengan Rian demi yang spekulatif.

Opini: Pengorbanan - Cacat Sistemik atau Ujian Kedewasaan?

Apa yang diungkapkan Bima adalah kritik paling sahih terhadap dunia crypto: ia sering kali bukanlah alat pembebasan, melainkan mesin pembuat ketimpangan baru yang lebih cepat dan tak terbaca.

Ini bukan sekadar "cacat" yang bisa diperbaiki dengan patch kode. Ini adalah konsekuensi dari pertemuan antara:

1. Teknologi yang mendemokratisasi akses, dan

2. Sifat manusia yang tetap hierarkis dan serakah.

Emas itu seperti seorang tua yang jujur: "Aku tidak menjanjikan keadilan. Aku hanya menjanjikan bahwa jika kau pegang aku erat-erat, dalam 20 tahun, kau tidak akan jatuh miskin." Pengorbanannya tersembunyi dalam rantai pasok dan sejarahnya yang berdarah.

Crypto seperti pemuda yang bersemangat: "Aku akan ciptakan dunia yang adil! Mari bergabung!" Tapi dalam kegairahan itu, terbentuklah piramida baru dimana yang awal dan yang kaya memiliki keuntungan tak terbantahkan. Pengorbanannya terlihat jelas, personal, dan menyakitkan.

Jadi, apa ini cacat?

Ini adalahTantangan Evolusi. Crypto belum dewasa. Ia masih dalam fase "apa pun bisa terjadi". Untuk bertahan, ia harus menemukan cara untuk tidak hanya mendistribusikan kekayaan, tetapi juga mendistribusikan kebijaksanaan dan melindungi yang naif.

Kedewasaan sesungguhnya, seperti yang ditunjukkan Pak Joko, adalah memiliki belas kasih dalam spekulasi. Memahami bahwa di balik setiap chart yang melambung, ada kisah manusiawi tentang harapan dan keputusasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun