Mohon tunggu...
Adzkia Amalia
Adzkia Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - an ordinary student

masih pemula dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Remaja, Depresi, dan Bunuh Diri

6 Mei 2021   22:39 Diperbarui: 6 Mei 2021   23:46 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Depresi menjadi salah satu dari berbagai macam masalah yang mulai muncul pada masa remaja. Selain itu, munculnya ide untuk bunuh diri kian bertambah sebagai akibat dari berbagai macam keadaan yang membuat depresi meningkat.

Beralihnya masa kanak-kanak menuju dewasa dengan rentan usia 12 tahun hingga 20 tahun. Hal ini merupakan masa peralihan remaja, yang menjadikan perubahan-perubahan baru terjadi dan salah satu diantaranya adalah perubahan pada emosionalnya. Adanya perubahan yang terjadi di masa peralihan ini, mengharapkan remaja untuk mampu beradaptasi. Namun harapan hanyalah harapan apabila remaja belum mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi di masa peralihan mereka, sehingga remaja mungkin akan kesulitan dalam menentukan pilihan yang dihadapi oleh mereka.

Dampaknya akan terasa ketika masalah datang, karena remaja tersebut akan kesulitan untuk menyelesaikan masalahnya. Perasaan tidak berguna, tidak berdaya, merasa putus asa atau mungkin pemikiran negatif dan tidak baik lainnya akan dirasakan dan dipikirkan oleh remaja karena ketidakmampuannya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Selanjutnya apabila pemikiran negatif ini dibiarkan terus-menerus akan mengakibatkan depresi terhadap psikologis mereka.

Menurut Pieter dan Namora (2012), depresi merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan rasa sedih terus-menerus yang berkepanjangan yang dapat mengganggu kondisi fisik dan kehidupan sosial seseorang.

Asia Tenggara dengan presentase sebanyak 86,94 (27%) dari 322 miliar individu menjadi wilayah dengan kejadian depresi tertinggi. Menurut WHO (2017) urutan ke lima dengan angka kejadian depresi sebesar (3,7%) berada di Indonesia. Selain itu, berdasarkan hasil RISKESDA 2018 menunjukkan pada umur 15 tahun menjadi angka kejadian depresi di Indonesia dan mengacu pada data (Kemenkes RI, 2018) bahwa (6,1%) yang mengalami depresi, dengan kejadian lebih tinggi terjadi di provinsi Sulawesi Tengah sebesar (12,3%).

Depresi pada remaja sering ditandai dengan gejala-gejala seperti perasaan mudah tersinggung, tertekan, takut, tidak bersemangat, sedih, konflik dengan teman, dan konflik dengan keluarga. Perilaku remaja yang mengalami depresi juga kian berubah yang mana sebelumnya senang bermain atau bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungannya namun kemudian remaja yang mengalami depresi akan menarik diri dari lingkungan dan pertemanannya sehingga menjadi individu yang lebih sering menyendiri.

Rentannya remaja mengalami depresi menjadikan tugas orang tua untuk lebih ekstra untuk memperhatikan buah hati mereka. Terutama kemungkinan perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja akibat dampak depresi yang mungkin remaja alami seperti mudah putus asa, harga diri mereka menjadi rendah, juga mengisolasikan diri dari sosial. Perubahan akibat dampak depresi remaja harus bisa dikenali lebih awal oleh orang tua untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih serius karena apabila depresi tidak ditangani dengan tepat dan segera kemudian dibiarkan berlarut dan berkelanjutan akan muncul pemikiran negatif salah satunya adalah memutuskan untuk bunuh diri.

Bunuh diri dalam artinya mengakhiri hidup dengan segera. Faktor-faktor seperti tekanan psikologis, kehilangan cinta, pengaruh lingkungan, kurang perhatian, perasaan tidak berdaya, harga diri yang rendah, tekanan sosial dan ekonomi, bosan hidup, putus asa, masalah kesehatan, kematian akan seseorang, takut masa depan, kegagalan, masalah di sekolah, masalah pertemanan, masalah akademis, masalah keluarga akibat perceraian orang tua atau kehilangan anggota keluarga, dan lain sebagainya dapat mempengaruhi keinginan untuk bunuh diri.

Terdapat 18,6% remaja di DKI Jakarta mempunyai keinginan bunuh diri, dengan remaja yang mengalami gangguan emosional sebesar 35% mempunyai ide bunuh diri dan remaja normal 14% mempunyai ide bunuh diri. Data ini berdasarkan hasil Survei Kesehatan Global berbasis sekolah yang dilakukan Kemenkes RI pada tahun 2015.

Ada pula hasil studi yang menunjukkan bahwa dampak dari tekanan orang tua yang banyak menuntut dan membandingkan diri anak-anak mereka dengan anak orang lain yang menyebabkan 2 dari 10 siswa akhirnya memiliki ide untuk bunuh diri, karena apa yang dilakukan orang tuanya tersebut mengakibatkan anak merasa tidak percaya diri, tertekan dan tidak berguna. Hasil studi ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi dan Undarwati (2014) tentang
suicide ideation pada remaja di Kota Semarang, yang menunjukkan sebesar 147 responden dari 442 responden memiliki atau pernah mengalami suicide ideation atau keinginan untuk bunuh diri.

Depresi pun dapat dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Remaja perempuan lebih rentan mengalami depresi karena remaja perempuan ketika mengalami suatu masalah mereka akan banyak memikirkan dan menjadi beban tersendiri untuk mereka. Namun hal ini, tidak menutup kemungkinan juga bisa terjadi pada remaja laki-laki. Karena remaja laki-laki juga cenderung untuk bersikap menutup diri ketika sedang mengalami masalah dan karena faktor stereotip bahwa laki-laki tidak boleh lemah dan menangis bisa menjadikan beban tersendiri bagi remaja laki-laki terkait masalah yang mungkin dihadapinya. Selain jenis kelamin, faktor usia juga dapat mempengaruhi depresi pada remaja. Remaja di usia pertengahan dengan kondisi emosi yang tidak stabil bisa memicu depresi untuk muncul. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun