Agama Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia dan sebagai masyarakat dengan mayoritas Muslim negara ini telah menjadi tempat bagi berbagai aliran dan praktik dalam Islam termasuk tasawuf. Tasawuf merupakan cabang dalam agama Islam yang menekankan pengalaman spiritual dan pencapaian kebenaran batiniah melalui praktik-praktik seperti meditasi, dzikir, dan renungan. Di Indonesia sendirin tasawuf memiliki sejarah yang panjang dengan berbagai tarekat dan jaringan sufis yang tersebar di seluruh wilayah negara ini.
Perkembangan dari sufi tidak dapat dihindari bahwa beberapa jaringan sufi di Indonesia telah terjerumus dalam kesesatan dan praktik-praktik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang benar. Dalam hal ini akan menganalisis jaringan sufis sesat dalam menyebarluaskan agama Islam di Indonesia serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada kesesatan tersebut, dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menghindari jaringan sufis yang sesat.
Ada beberapa kasus konkret di Indonesia di mana jaringan sufis telah terjerumus dalam kesesatan. Misalnya jaringan tasawuf Makom Hakiki Mutlak yang dipimpin oleh Raja Adil bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan, tasawuf itu merupakan aliran sesat karena melenceng dari ajaran agama Islam. Ajaran sesat tersebut Menafsirkan Al-Qur'an yang tidak sesuai dengan kaidah tafsir. Mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam. Menghina, merendahkan, serta melecehkan para Nabi dan Rasul Allah SWT. Mengingkari atau tidak mengakui Nabi Muhammad Sebagai Rasul Allah SWT. Tak hanya itu ada pula Aliran Tasawuf Laduna Ilma Nurul Insan (LINI) yang dinyatakan sesat pula.
Salah satu penyimpangan yang diidentifikasi adalah penafsiran Al-Qur'an yang tidak sesuai dengan kaidah tafsir yang diterima dalam agama Islam. Hal ini berarti bahwa kelompok-kelompok tersebut mengadopsi penafsiran yang menyimpang dan bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yang benar. Mereka juga dikatakan mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam. Hal ini sangat penting karena hadits Nabi Muhammad merupakan sumber penting dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Kasus-kasus seperti ini sering kali menarik perhatian publik dan mengundang kontroversi. Mereka sering kali menarik pengikut dengan janji-janji spiritual atau keajaiban yang tidak masuk akal. Ajaran dan praktik mereka bertentangan dengan ajaran Islam yang sahih, dan sering kali mendistorsi atau menyimpang dari prinsip-prinsip inti agama.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kesesatan dalam jaringan sufis adalah interpretasi yang keliru terhadap ajaran Islam. Beberapa kelompok sufis yang sesat mungkin memilih untuk mengabaikan atau menyelewengkan prinsip-prinsip Islam yang benar dan mengadopsi ajaran yang bertentangan dengan nash-nash (teks-teks) yang jelas dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Mereka mungkin mengklaim memiliki pemahaman yang eksklusif atau wahyu yang menggantikan ajaran Islam yang sudah benar.
Kesesatan dalam jaringan sufi juga dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman yang tentang tasawuf dan ajaran Islam yang benar. Seseorang yang bergabung dengan kelompok sufi yang sesat tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang ajaran Islam yang sebenarnya, dan dengan demikian mudah dipengaruhi oleh ajaran yang salah dan menyimpang. Beberapa jaringan sufi sesat terpengaruh oleh praktik-praktik keagamaan lokal yang sudah ada sebelum kedatangan Islam di Indonesia. Praktik-praktik tersebut telah tercampur dengan ajaran-ajaran sufisme, menciptakan bentuk sinkretisme yang bertentangan dengan ajaran Islam yang benar. Faktor-faktor budaya lokal seperti kepercayaan animisme atau kebudayaan spiritual non-Islam lainnya dapat mempengaruhi jalan pikir dan praktik kelompok-kelompok sufis, menghasilkan pemahaman yang salah dan sesat.
Sebagai umat Islam perlulah menghindari jaringan Sufi sesat dan harus memperkuat pemahaman keagamaan yang benar. Salah satu cara untuk menghindari jaringan sufis sesat adalah dengan meningkatkan pendidikan dan pengetahuan yang benar tentang Islam dan tasawuf. Masyarakat Muslim perlu mempelajari ajaran Islam melalui sumber-sumber yang sahih dan diakui melalui Al-Qur'an, As-Sunnah, dan penafsiran ulama yang terpercaya. Mereka harus mencari pengetahuan yang memadai tentang prinsip-prinsip tasawuf yang sesuai dengan ajaran Islam yang benar. Dengan pemahaman yang kuat tentang agama, individu akan dapat membedakan antara ajaran yang sesuai dengan Islam dan yang sesat.
Urgensi untuk mengembangkan kemampuan untuk menyadari perbedaan antara ajaran yang sahih dan keliru dalam tasawuf. Ini melibatkan kemampuan untuk mengkritisi dan menilai praktik-praktik keagamaan berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang benar. Masyarakat Muslim harus waspada terhadap klaim yang berlebihan, ajaran yang bertentangan dengan nash-nash yang jelas, atau praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Dalam menghadapi berbagai praktik keagamaan yang ditawarkan oleh jaringan sufi, perlu untuk mengembangkan pemahaman yang kritis dan analitis. Umat muslim harus mampu meneliti dan memahami praktik-praktik tersebut dengan cermat, berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang benar. Mereka harus mampu mengidentifikasi praktik-praktik yang menyimpang atau bertentangan dengan ajaran Islam yang sahih, serta mengetahui tanda-tanda kesesatan dalam praktik-praktik tersebut.
Langkah tepat untuk menghindari jaringan sufis sesat perlu untuk mencari bimbingan dan nasihat dari ulama dan tokoh keagamaan yang terpercaya. Mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ajaran Islam dan tasawuf yang sahih, serta dapat memberikan panduan yang tepat dalam menghadapi jaringan sufis yang mungkin menyimpang. Melalui bimbingan mereka, individu dapat memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang ajaran Islam yang benar dan menghindari jalan yang salah.
Dampak negatif dari adanya jaringan sufi sesat di Indonesia adalah mereka dapat menyesatkan umat Muslim dengan ajaran yang bertentangan dengan ajaran Islam yang benar. Praktik-praktik dan ajaran yang diadopsi oleh jaringan sufi sesat dapat mengaburkan pemahaman umat Muslim tentang Islam yang sebenarnya. Mereka dapat memperkenalkan ajaran-ajaran sesat yang menyimpang dari prinsip-prinsip Islam, seperti mengklaim diri sebagai pewaris ilmu gaib, menyelewengkan konsep tauhid kepada allah atau memuja tokoh-tokoh sufi sebagai tuhan. Ini mengancam keselamatan kepercayaan umat Muslim kepada tuhan yang esa.