Mohon tunggu...
Farid Muadz Basakran
Farid Muadz Basakran Mohon Tunggu... Administrasi - Advokat

#Advokat #Mediator #Medikolegal I Pendiri BASAKRAN dan GINTING MANIK Law Office sejak 1996 I Sentra Advokasi Masyarakat I Hotline : +62816 793 313

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Suamiku Seorang Eksibisionis

29 Agustus 2012   21:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:10 9024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usia perkawinan kami baru genap  6 tahun. Kami melangsungkan pernikahan menurut agama Islam pada tahun 2006.  Kami membangun rumah tangga dari nol dan berusaha mandiri dengan mengontrak rumah di pusat kota provinsi Banten. Sejak tiga tahun belakangan ini kami sudah memiliki kediaman tetap hasil usaha kami sebagai suami isteri.

Aku seorang guru agama di madrasah tsanawiyah yang berinduk ke Kementeriaan Agama, sementara suamiku juga seorang guru di sekolah dasar negeri milik Pemprov Banten. Kami punya latar belakang sebagai seorang guru, sehingga kami punya cita-cita yang sama untuk membangun sebuah keluarga yang harmonis. Kedua orang tuaku maupun kedua orang tuanya pun seorang guru, sehingga secara garis keturunan, kami mewarisi profesi luhur yang pernah dijalani oleh orang tua kami dahulu.

Setelah menikah hampir dua tahun, kami dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik, dan saat ini baru berumur kurang lebih empat tahun.  Setelah itu dan hingga kini kami belum juga dikaruniai anak kedua.

Dalam usia empat tahun pernikahan kami, akhirnya bahtera rumah tangga yang kami bangun dengan susah payah itu akhirnya goyah juga. Pertengkaran dan perselisihan sering mewarnai kehidupa rumah tangga kami. Salah satu yang sering kami pertengkarkan adalah sifat suamiku yang sering melakukan pelecehan seksual terhadap pengasuh anak dan pembantu rumah tangga kami yang berjenis kelamin perempuan tersebut. Sering aku lihat suamiku mencolek-colek pembantu rumah tangga kami dan pengasuh anak kami. Kelainan ini sudah aku lihat sejak belum genap dua tahun usia pernikahan kami. Itu yang aku lihat di depan mata. Entah apa lagi yang diperbuat suamiku terhadap perempuan lain,  ketika aku tidak ada dan tidak melihatnya.

Yang lebih mengagetkan aku, pelecehan seksual ini dilakukan juga terhadap adik perempuanku yang sering bertandang dan menginap di rumah kediaman kami.  Pelecehan seksual terhadap pengasuh, pembantu rumah tangga dan adik perempuanku tidak sekedar colak-colek belaka, bahkan suamiku sering memperlihatkan bagian-bagian tubuh kejantanannya kepada mereka. Jika keluar dari kamar mandi pun, sering aku dapatkan pengaduan dari adik perempuanku dan pembantu kami, sering dengan sengaja melorotkan handuk yang dipakai membalut tubuhnya ketia selesai mandi. Puncaknya aku pun akhirnya melihat juga kelakuan suamiku ketika beraksi eksibionis.

Aku tidak tahu apa yang diperbuat suamiku ketika dia sering keluar rumah dengan memakai motor pulang larut malam dan tidak jelas penghasilannya sebagai pegawai negeri dihabiskan dengan perempuan mana lagi. Dia tidak terbuka mengenai penghasilan yang diterima dan dihabiskan untuk apa saja.

Akhirnya aku tidak tahan, dan aku ajukan gugat cerai di pengadilan agama, untuk menyelematkan anak perempuanku yang satu-satunya akibat perbuatan ayahnya tersebut. (Seperti dituturkan oleh Mawar  kepada penulis pada bulan Juli 2012).

Semoga bermanfaat.

FARID MU'ADZ BASAKRAN

Advokat dan Konselor

0816793313 atau 021-70177183

muazd_amoudi@yahoo.co.id

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun