Selusin sarung tengah menyuarakan kebimbangan
Kebimbangan kolektif yang makin nyata di persimpangan
Menghadapi polah manusia sang majikan
Hilang rasa malu, harga diri kerap tergadaikan
"Apalah daya kami sebagai sarung? Dulu kami teman setia. Mendampingi di segala cuaca. Kini berlalu begitu saja tanpa ada tanda jasa"
Romantika kesetiaan sarung bergelayut lalu pergi
Masa- masa sulit dan miskin apresiasi
Gubuk mungil beratap jerami pernah jadi saksi
Betapa sarung militan dalam melindungi
Dingin merambat di pematang sawah mengusik sukma
Mengantar ujian di kala masa panen tiba
Sehelai sarung dipaksa mencukupi seluruh raga
Temani merebah di kala waktu terasa meregang nyawa
Masa demi masa telah bergantiÂ
Sarungku sarungku hanya jadi penghias lemari
Sesekali dipakai menutupi kemunafikan alami
Sesekali pula menutupi kemaluan berorientasi duniawi
Sarung tetap saja tak bergeming
Menyelami peran tanpa iming-iming
Sembari merajut asa saat hati telah berpaling
Manusia kelak kembali berkata "without you I'm Nothing"
"Dan kita akan kembali berguling-guling diatas pasir. Dan kita akan kembali bergesekan diatas kasur yang empuk, sarungku..."