Mohon tunggu...
Adriyanto M
Adriyanto M Mohon Tunggu... Menyimak Getar Zaman, Menyulam Harapan

Ruang kontemplasi untuk membaca dinamika dunia dengan harapan dan semangat, merangkai ide dan solusi masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Ingin Mengulang Ramadan Tahun Ini

30 Maret 2025   19:57 Diperbarui: 30 Maret 2025   21:13 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terbenamnya matahari Ramadan (Sumber: Pixabay)

Memupuk kepedulian sosial. Saya sadar Ramadan adalah momen terbaik untuk berbagi rezeki dan kebahagiaan dengan sesama. Karenanya, tekad saya tahun depan adalah memperbanyak sedekah, minimal satu kebaikan setiap hari, entah itu memberi makan orang berpuasa, menyantuni fakir miskin, atau sekadar membantu meringankan beban orang lain. Saya juga berniat aktif dalam kegiatan sosial keagamaan, seperti ikut serta dalam panitia zakat atau takjil di masjid. Dengan demikian, semangat solidaritas Ramadan bisa saya rasakan lebih nyata, dan hati ini terlatih untuk peka terhadap penderitaan orang lain.

Tetap istiqamah setelah Ramadan. Salah satu pelajaran penting adalah jangan hanya rajin beribadah di bulan puasa saja. Saya bertekad menjaga kesinambungan amal saleh meski Ramadan usai, agar tahun demi tahun kualitas iman saya terus meningkat. Hal-hal baik yang sudah terbiasa saya lakukan di Ramadan (seperti tilawah, shalat malam, sedekah rutin) akan saya upayakan berlanjut di bulan-bulan lain. Konsistensi ini penting supaya ketika memasuki Ramadan berikutnya, saya tidak memulai dari nol lagi, melainkan tinggal melipatgandakan dari kebiasaan baik yang sudah berjalan.

Harapan saya, dengan izin Allah, Ramadan tahun depan akan menjadi Ramadan yang berbeda, lebih khusyuk, lebih produktif secara ruhani, dan lebih bermanfaat bagi sesama. Walaupun kesibukan pekerjaan dan urusan duniawi akan selalu ada, tekad saya bulat untuk tidak menjadikannya penghalang meraih kemuliaan Ramadan. Sebaliknya, saya ingin dunia saya yang menyesuaikan dengan jadwal akhirat, bukan sebaliknya.

Sebagai penutup dari perenungan ini, saya memohon ampun kepada Allah atas segala keterbatasan ibadah di Ramadan kemarin. Saya tidak ingin mengulang kelalaian yang sama. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita yang sedikit dan berkenan melimpahkan rahmat-Nya sehingga kita dipertemukan lagi dengan Ramadan mendatang dalam keadaan hati yang lebih suci dan semangat yang membara. Ya Allah, perkenankanlah kami berjumpa Ramadan berikutnya dan jadikanlah Ramadan itu yang terbaik dalam hidup kami. Aamiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun