Tipe Kelima, Baliho Penuh Empati Alias Tidak Ada Baliho
Nah tipe kelima tipe yang paling saya demen. Baliho yang mengerti kondisi dan perjuangan rakyat saat ini. Jenis baliho ini bentuknya YA, TIDAK ADA BALIHO.
Dengan tidak memasang baliho di masa pandemi ini setidaknya menunjukkan keprihatinan kita terhadap perjuangan rakyat, lebih memilih untuk bekerja dan membantu rakyat daripada dipusingkan membuang uang dengan urusan calon mencalon pada 2024.
Tipe kelima ini mungkin diisi oleh para politisi yang masih menunggu kendaraan partai atau ya mungkin mereka sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengeluarkannya, toh sekarang masyarakat dan pemerintah masih pelik dengan pandemi, mbok yo jangan sibuk sebar baliho, pemilu masih 2024 alias 3 tahun lagi.
Tetapi sayangnya juga para politisi yang disinyalir potensial dan populer maju dalam kontestasi pemilu presiden dan wakil presiden 2024 nanti seakan masih belum didekati partai atau yang dinomorduakan oleh partainya sekarang.
Sebut saja seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo yang populer merujuk berbagai hasil berbagai lembaga survei. Sedangkan untuk Prabowo mungkin merasa segan karena masuk dalam pemerintahan dan masih pikir-pikir ulang untuk maju 2024.
Mereka para calon potensial ini justru memilih konsentrasinya dihabiskan untuk mengusahakan penanggulangan pandemi yang berdampak besar terhadap berbagai lini kehidupan masyarakat terutama di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial dan lain sebagainya.
Saya pribadi tidak juga sepenuhnya mengatakan menebar baliho salah 100 persen, toh bukannya di dalam politik semua bisa dinegosiasikan dan penuh intrik? Empati menjadi nomor sekian demi mengejar kursi pimpinan bukan?.
Bisa jadi para politisi yang katanya melalui pendukungnya menebar baliho meski di tengah pandemi ini untuk menyiapkan lebih awal dirinya menuju kontestasi sebenarnya di 2024, atau bisa juga karena mereka khawatir popularitas mereka disalib yang tidak berbaliho apalagi masih menunggu kendaraan politiknya.
Alasan lainnya para politisi yang lebih awal menebar baliho ini di tahun 2021 karena ingin memberi sinyalmen politik kepada partai lainnya untuk berkolaborasi maju bersama di kontestasi politik akbar 2024 nanti mengingat syarat presidential threshold mutlak membutuhkan koalisi partai pendukung lainnya.