Tipe Ketiga ini memang berbeda dengan tipe pertama dan kedua.
Baliho model ketiga ini lebih menarasikan tentang kontribusi partai ataupun politisi yang ditampilkan semisal Partai XYZ sudah berkurban 1 juta sapi di seluruh pelosok negeri, Partai ABC sudah membantu masyarakat dalam masa pandemi dengan menyumpangkan 1 juta masker, 10 ton beras, dan lain sebagainya.
Namun, masih ada tetapinya alih-alih menampilkan foto-foto kegiatan pemberian bantuan justru gambar politisi partai tersebut dimunculkan juga dalam ruang publik agar lebih dikenal.
Mungkin maksud baliho tipe ketiga ini adalah memberikan informasi bagaimana pertanggungjawaban sosial partai ataupun politisi kepada masyarakat, tetapi ya apa salahnya aji mumpung kampanye dan memberi sinyal politik untuk 2024 juga.
Tipe Keempat, Baliho Komedi
Nah tipe keempat ini alih-alih secara serius memberi sinyal politik dan terkesan tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat di tengah pandemi, baliho ini diisi narasi komedi yang akan membuat pembacanya senyum-senyum.
Contohnya saja baliho Ahmad Sahroni, Wakil Komisi III DPR RI yang sempat terpampang di Kota Palembang oleh panitia acara yang menghadirkan Sahroni sebagai pembicaranya.
Hasil klarifikasi dengan Sahroni dinyatakan ini adalah insiatif dari panitia acara yang mengundang dirinya, tidak bermuatan politis karena tidak menampilkan atribut partai sama sekali.
Namun narasinya yang bertuliskan "Mimpi Jadi Presiden, Mumpung Gratis, Masih Gratis, Enggak Bayar" sukses membuat yang membaca senyum-senyum dan bertanya-tanya tentang niatan Sahroni yang seorang konglomerat untuk maju ke dalam kontestasi di 2024.
Apa pun itu nuansa komedi baliho ini setidaknya tidak memantik emosi masyarakat di tengah pandemi, bahkan ada yang tergelak membaca baliho ini.