Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kerlap-kerlip Dotonbori di Malam Hari

7 Mei 2020   10:34 Diperbarui: 7 Mei 2020   12:04 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto di depan Glico Man, Dotonbori. Sumber: Dokumen Pribadi

Jika berkunjung ke Osaka jangan melewatkan untuk berkunjung ke kawasan Dotonburi yang terkenal dengan Ikon Glico Man dan kanal sungai yang berada di tengahnya.

Bersama keluarga November 2019 lalu kami mengunjungi Dotonbori. Perjalanan menuju Dotonburi kami tempuh dengan kereta api Nankai-Koya Line dengan tujuan Namba dari Stasiun Shin-Imamiya yang hanya menyeberang jalan dari hotel kami. Diperlukan waktu sekitar 5 menit saja untuk sampai ke Stasiun Namba. 

Kami memilih waktu berkunjung pada malam hari karena kami pikir akan lebih meriah dengan kerlap-kerlip lampu-lampu neon yang cantik dan banyaknya para pengunjung yang datang. Sesampainya stasiun Namba kami hanya perlu berjalan sekitar 20 menit untuk sampai ke pusat Dotonbori. 

Di Dotonbori hal pertama yang kami lakukan tentunya adalah mengambil foto di depan Ikon Glico Man. Awalnya kami sempat bingung untuk meminta tolong orang untuk mengambilkan foto karena suasana sangat ramai dan dipenuhi pelancong dari berbagai negara, namun untunglah ada sepasang suami istri yang kami kira adalah turis dari Tiongkok, namun ternyata adalah sepasang pelancong dari Indonesia perawakan Tionghoa dengan aksen jawa yang kental menyapa kami dan menawarkan bantuan untuk difoto. What a coincidence! Serasa ketemu saudara sendiri pikirku. Setelah mengobrol sebentar kami juga akhirnya bergantian untuk memfoto Bapak dan Ibu yang ramah tersebut.

Di depan pintu masuk Sihnsaibashi Suji Market
Di depan pintu masuk Sihnsaibashi Suji Market
Setelah berfoto di depan Glico Man kami melanjutkan berkeliling kawasan Dotonbori yaitu ke Shinsaibashi Suji Market. Di Shinsaibashi banyak etalase berbagai jenis barang dari kosmetik, pakaian, souvenir, koper dan lain sebagainya. Harganya pun sangat bersahabat di kantong asalkan pandai-pandai mencari toko yang tepat. 

Kami melihat penjaja koper yang menjual koper-koper besar dengan dengan bentuk yang sangat menarik dan terlihat tahan banting hanya dijual sekitar satu sampai dua juta untuk 2 kopernya. Saya sempat tertarik membeli, namun saya urungkan karena terpikir betapa repotnya membawa kedua koper tersebut sembari juga membawa anak balita dan barang-barang perlengkapannya.

Sesudah berkeliling di Pusat Perbelanjaan Shinsaibashi, kami menuju sebuah restoran yang menyediakan ramen dan makanan ringan halal khas Jepang lainnya yaitu Restoran Halal Naritaya Osaka minami. Jaraknya sekitar 20-30 menit berjalan kaki dari Shinsaibashi.

Ramen Ayam khas Naritaya. Sumber: Dokumen Pribadi
Ramen Ayam khas Naritaya. Sumber: Dokumen Pribadi
Sesampainya di restoran Naritaya, kami langsung memesan signature dish mereka berupa Ramen Ayam. Rasanya menggoyang lidah dan harganya sangat terjangkau. Sangat direkomendasikan untuk para pelancong muslim untuk mampir ke restoran ini. Untuk makanan sebenarnya di Daerah Dotonburi sendiri banyak menjual jajanan kaki lima seperti Takoyaki, Okonomiyaki dan lain sebagainya. Namun, perlu lebih berhati-hati bagi pelancong muslim untuk memeriksa kehalalannya karena banyak juga bahan makanan yang tidak halal dicampurkan dalam jajanan tersebut.

Selesai perut kami kenyang menikmati mi ramen yang nikmat tadi, kami pun pulang menuju hotel dengan menggunakan kereta api dari Stasiun Namba dengan tujuan Stasiun Shin-Imamiya tempat awal kami berangkat tadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun