Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Camkan!

24 September 2019   07:02 Diperbarui: 24 September 2019   07:13 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: fajar.co.id

Terkesiap menyaksikan jerebu menutup langit
Sementara dia (mungkin) berusaha, namun terdiam di hadapan mereka yang berduit
Terkesima menyaksikan permainan di senayan memberangus pemberantasan rasuah
Sementara mereka (mungkin) berjuang, namun takluk di depan segelintir politikus sampah

Dia dan mereka bisa memilih untuk tidak diam dalam kebisuan
Layaknya aku dan kamu dapat memilih untuk bersuara ketika marajalelanya ketidakadilan

Aku menaruh hormat kepada mereka yang menempuh jalan perjuangan
Mereka yang belajar dan dicurahi ilmu pengetahuan
Mereka tahu hakikatnya ilmu adalah untuk dibagikan dan untuk menegakkan keadilan
Bukan hanya diam membisu ketika terjadi kesewenang-wenangan

Aku menaruh hormat kepada mereka yang tidak hanya diam meski hanya menyebarkan berita dan opini terhadap kepalsuan dan penyalahgunaan kekuasaan

Aku juga tetap hormat kepada yang mungkin memilih diam meski di dalam lubuk hatinya yang dalam mereka berteriak lantang atas kesenjangan
Mereka juga korban dalam sistem yang membungkam kemerdekaan atas nama jabatan, keluarga dan mungkin kelangsungan hidup di masa depan

Namun, bagi mereka yang berlagak diam atau mungkin menafikkan keadaan
Bersungut-sungut menghindar karena kepentingan dan kemunafikkan
Atau mungkin menjadi bagian di dalam lingkaran ketidakpedulian dan permainan

Satu pesanku....
Camkan!!!
Waktu akan membuktikan bahwa Tuhan dan rakyat tidak akan pernah dapat dibungkam, karena mereka tak akan pernah buta meski di dalam kegelapan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun