kala itu, matahari bersinar terikÂ
Membuat peluh menetes tak henti terdapat secarik harapan
Dalam peluh-peluh yang menetesÂ
Seharusnya ia  bersantai-santai menikmati hidup dimasa tua
Berharap dimanjakan oleh sang anak tetapi takdir berkata lain
ia harus, harus, dan harus...Â
Sedikit demi sedikit ia lakukan hanya demi sesuap nasi demi bertahan hidup
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!