Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Seorang Asisten Rumah Tangga yang Bekerja Harian Membantuku

1 Mei 2021   19:44 Diperbarui: 1 Mei 2021   23:03 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asisten Rumah Tangga (Sumber: istockphoto.com)

Di kota Sumbawa Besar, NTB, memang ada komunitas warga Indonesia timur yang hidup berdampingan dengan warga lain. Sehingga ada istilah "Kampung Timor", di mana sebagian besar penghuninya beragama kristen katolik maupun protestan. 

Dengan usia boleh di kata relatif muda, Mama Tini adalah pekerja asisten rumah tangga harian lepas yang dipekerjakan untuk beberes di rumah orang yang mana sehari bisa menyambangi dua hingga tiga rumah. 

lokasi perumahan yang kadang disambangi BPH Rumah Tangga (Dokpri)
lokasi perumahan yang kadang disambangi BPH Rumah Tangga (Dokpri)
"Dari masih gadis sudah kerja begini. Puji Tuhan, setelah kawin dan punya anak, masih dipercaya para majikan untuk kerja di tempat mereka. Dapat sedikit-sedikit buat tambah-tambah di dapur," katanya dalam bahasa Indonesia dengan logat timor yang khas. 

Mama Tini merantau ke Sumbawa dan sudah lama tidak pulang ke Bajawa, apalagi setelah bertemunya jodohnya. 

Kesehariannya diisi dengan berbagai kegiatan. Selain sebagai ibu rumah tangga, juga bekerja sebagai BPH alias Buruh Pembantu Harian. 

Untuk membuat janji kapan bisa bekerja membersihkan tempat tinggal saya, tak bisa sekali pesan langsung besoknya kerja. Karena Mama Tini sudah ada kesepakatan dengan majikan lain, yang telah lebih dulu "meng-order" dirinya. 

Dan dari Kisah Mama Tini yang Bekerja sebagai BPH, saya pun mendapatkan pelajaran berharga, seperti: 

1. Efisiensi waktu dan lokasi 
Karena kerap tenaganya dipakai di rumah-rumah warga, Mama Tini biasanya membagi waktu kerja dan lokasi yang searah dan berdekatan. Misalnya karena lokasi tempat tinggal saya berdekatan dengan rumahnya Ibu Ika yang sudah kerap menggunakan jasanya, Mama Tini memindahkan jadwal saya agar bersamaan dengan rumah lainnya yang berdekatan.  

2. Tak punya kendaraan, selalu naik ojek atau jalan kaki ke rumah warga
Inilah salah satu penyebab nomor 1 di atas. Ciri khas seorang  ART yang tak putus asa demi bertahan hidup, Mama Tini rela begitu demi bisa sampai ke rumah orang yang menyewa jasanya. 

"Mereka sudah percaya sama kita. Jadi jalan sedikit capek sedikit sudah biasa to Om," katanya pada saya. 

Beruntung baginya, jarak rumahnya ke jalan tempat saya dan warga lain yang menggunakan jasanya tak begitu jauh. Kurang lebih 1 kilometer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun