Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengapa Melunasi Lebih Cepat Kredit Kendaraan, Jatuhnya Lebih Mahal?

24 April 2021   19:45 Diperbarui: 25 April 2021   06:46 10553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi_2013_Sebuah Unit Pick Up diljual secara kredit

Just Sharing...

Kredit kendaraan 3 tahun. Uang muka sudah dibayar duluan. Setelah kontrak keluar, kepengen melunasi di bulan ke enam. 

Datanglah ke kantor pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Dan akhirnya...terkejut. 

"Kenapa jadi segini? Kan sudah dibayar selama 5 bulan ditambah DP-nya..," tanya nasabahnya. 

Hehe...ada lho banyak nasabah seperti itu. 

Kalau di sebuah kantor cabang dalam sebulan ada paling sedikit satu orang, dikalikan sekian banyak kantor perwakilannya di seluruh tanah air, bisa jadi ratusan hingga mencapai ribuan. 

Mari coba dianalisis apa sih yang bikin perusahaan pembiayaan dan para debiturnya, bisa jadi bak air sama minyak, yang kadang tak bisa "nyambung" dalam tanda kutip. 

Demi menghindari yang namanya kubu-kubuan. Malah jangka panjang dan dampaknya bisa merusak satu sama lain.

Nasabah yang tak terkontrol emosi lantaran tak dapat menerima, bisa berujung pada potensi merusak aset lembaga jasa keuangan. Aset itu bukan hanya bangunan, peralatan, sistem, dan database. 

Tapi juga nama perusahaan dan citranya yang bisa tercemar apabila ketidaknyambungan itu termuat di media. 

Di satu sisi, nama baik nasabah juga ikutan tercemar. Bahkan bisa dilaporkan sebagai pencemaran nama baik bila tindakannya tanpa dilatari bukti dan dokumen yang kuat. 

Dengan telah menandatangani sebuah dokumen perjanjian kredit, yang dulunya manual, kini sudah dalam bentuk RIP (Rincian Informasi Produk) dan tanda tangan secara online, dianggap bahwa debitur paham. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun