1. Mempertimbangkan efek samping negatif terhadap kesehatan, baik secara langsung ketika dipakai, atau jangka panjangnya
2. Adalah baik, bila ada dokter yang bekerja sama dengan pengelola produk tuk mengedukasi dan menjamin efektifitas produk. Meski endorse juga dapat dilakukan seorang publik figur semacam artis, rekomendasi terbaik mungkin adalah tim medis.Â
Logikanya kulit dan wajah artis dari sononya kan sudah menawan, sehingga dengan atau tanpa menggunakan produk pun sudah terlihat menarik. Berbeda dengan konsumen umum.
3. . Mempertimbangkan harga berbanding kegunaan. Mengeluarkan dana yang besar untuk mempermak penampilan, jangan sampai mengganggu cashflow pengeluaran lain  yang sifatnya pokok. Misalnya alokasi biaya hidup, pembayaran angsuran rumah, kendaraan dan keperluan lainnya.Â
4. Penting juga berkonsultasi dengan pasangan, meski kadang faktanya definisi cantik di mata laki -laki kadang beda dengan definisi cantik di sesama perempuan. Malah ada ungkapan perempuan mempermak penampilan di salon demi dibilang cantik sama sesama perempuan karena para lelaki memandang kecantikan dengan versi yang beda. Â Â
Dalam realita yang sama, tak sedikit kaum pria memperbaiki penampilan dengan ngegym biar sickpack dan berotot. Demi niat tersebut dibutuhkan suplemen berupa amino atau protein whey. Harga produk tersebut lumayan mahal karena barang impor.Kebetulan saya pernah kerja di salah satu sole disributornya sehingga tau kisaran perbotol nya. Â
Uniknya, di mata sebagian besar wanita, tak harus gitu-gitu juga fisiknya. Karena definisi cowok menarik di mata perempuan tak melulu fisik. Mungkin lebih kepada kemampuan finansial. Justru cowok yang berotot malah lebih banyak dibilang menarik sama cowok lain. Nah lho...lucu ya...hehe.Â
5. Bila produknya efektif, bisa menjadi agen atau channel penjualan tuk belajar bisnis sekalian penghasilan sampingan.
Seperti nasabah saya di awal tulisan, setelah saya kepoin, ternyata sudah sekian tahun menjadi agen jaringan produk tersebut. Alasannya sudah dicoba dan cocok. Ini bisa jadi opsi juga dengan kondisi pandemi sekarang dimana banyak transaksi dilakukan secara online termasuk dalam mengemas konten iklan.Â
Baca juga : https://www.kompasiana.com/adolfdeda/5ff31c84d541df3a817611c4/carÂ
Hanya sekedar berbagi,Â