Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Hati-hati, Ini 2 Trik Penipuan Data Rekening Tabungan Saat Pengajuan Kredit

18 April 2020   20:18 Diperbarui: 19 April 2020   03:29 9143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu nasabah Bank BRI di Kota Mataram menunjukkan buku tabungan.(Kontributor Mataram, Karnia Septia)

Nah pada tipe -tipe buku rekening yang seperti ini yang diakalin. Untuk bukti, dia cukup mohon bantuan orang tersebut ke bank agar meminta di print 3 bulan terakhir. Setelah itu diocopy dan fotocopy nya diserahkan sebagai bukti dengan nama depan yang sudah diedit. 

Kegagalan pada trik ini adalah apabila petugas menverifikasi kebenaran pemilik rekening dengan cara coba -coba mengetes transfer uang, misalnya seribu atau dua ribu via ATM atau mobile banking ke nomor rekening. 

Bila tak sama dan terindikasi manipulasi, biasanya tak akan dilanjutkan alias direject meskipun data yang lain mendukung. Karakter nomor satu. 

2. Meminta orang lain mentransfer dana ke rekening miliknya  agar transaksi terlihat aktif dan saldo mencukupi. 

Ini cara halus yang kadang tak terdeteksi. Biasanya calon nasabah sudah berancang -ancang sekian waktu ke depan hendak mengajukan pembiayaan puluhan atau ratusan juta ke salah satu lembaga kredit. 

Karena sudah paham bahwa tim kredit akan meminta data transaksi rekening, calon nasabah minta bantuan orang lain yang sudah dikenal dekat, agar mentransfer dana jauh-jauh hari ke rekening miliknya, supaya terlihat layaknya transaksi normal di buku rekening. Perjanjiannya, yang penting lolos dulu. Bila sudah, uang akan ditransfer kembali. 

Tak perlu edit, tak perlu seperti trik nomor 1 di atas. Calon nasabah lalu menyerahkan ke petugas kredit. Trik ini lebih tersamar dan kemungkinan disetujui lebih besar. 

Namun sayangnya ada cara untuk mendeteksi kebenarannya. Tim kredit akan meminta informasi dari nasabah transaksi apa saja itu dan dari siapa. Bisa jadi yang mentransfer akan diverifikasi sama kredit. Entah by phone atau datang langsung. 

Lagi pula dari verifikasi langsung dengan nasabah, melihat skala usaha, menganalisa gaji, nota -nota dan bon -bon penjualan, akan terlihat kesesuaian antara pendapatan, operasional, pengeluaran, frekuensi dan besaran transaksi masuk keluar di rekening. 

Itu dua trik yang umum dilakukan. Untuk mencegah manipulasi data, biasanya tim marketing dan tim kredit sudah dibekali cara untuk mengenali. Karena persetujuan kredit itu berjenjang, bila lolos di level bawah belum tentu akan lolos di level 2 , level 3 atau level di atasnya. Dan bila terindikasi, bisa jadi selain di tolak, akan dilabeli di sistem sebagai nasabah black list.

Dengan pelabelan demikian,akan menyulitkan tuk pengajuan kredit berikutnya karena status sebagai black list akan terus muncul di sistem. 

Semoga tak lagi ada yang demikian. 

Salam,
Sumbawa NTB, 18 April 2020,
19.55 wita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun