Kesuksesan Film Jumbo Menjadi Film Terlaris Sepanjang Masa Indonesia

Film animasi Indonesia berjudul Jumbo mencetak sejarah sebagai salah satu film terlaris sepanjang masa di Indonesia. Film ini menyuguhkan kisah inspiratif tentang imajinasi dan keberanian.

Sejak penayangannya pada 31 Maret 2025, Jumbo berhasil meraih 10 juta penonton dalam kurun waktu 60 hari, memecahkan rekor yang selama delapan tahun dipegang oleh Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir (2017) dengan jumlah penonton sebanyak 642.312 penonton. Pencapaian ini menjadikan Jumbo sebagai film animasi dengan jumlah penonton terbanyak di Asia Tenggara.

Sinopsis film "Penonton terbanyak se-Asia Tenggara"

(Sumber: Tempo.co)

Jumbo mengangkat tema tentang perundungan, persahabatan, dan nilai-nilai kekeluargaan. Diproduksi oleh Visinema Studios, film ini bercerita tentang keseharian Don, seorang anak laki-laki yang kurang percaya diri dengan tubuhnya yang besar dan sering diremehkan oleh teman-temannya.

Suatu hari, Don memutuskan untuk membuktikan dirinya dengan mengikuti pertunjukan bakat, terinspirasi dari buku cerita peninggalan orang tuanya. Namun, usahanya terhalang oleh seorang perundung yang mencuri buku tersebut, membuat Don merasa putus asa.

Di tengah keputusasaan itu, Don bertemu Meri, seorang peri kecil misterius yang memintanya untuk mencari orang tuanya. Pertemuan ini menjadi awal dari petualangan penuh makna dan kejutan, yang tidak hanya mengubah hidup Don, tapi juga membawa pesan mendalam bagi para penonton.

Keberhasilan Film Jumbo Berdampak Pada Film Industri Nasional

(Sumber: CNN Indonesia)

Disutradarai oleh Ryan Adriandhy, komika pemenang Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) pertama tahun 2011, Jumbo merupakan hasil kolaborasi antara Irfan Ramli dan Adrian Qalbi, yang menginisiasi ide cerita sejak tahun 2019. Keduanya ingin mengangkat isu perundungan anak sebagai tema utama film ini. Proses produksi film ini memakan waktu lima tahun, dari pengembangan awal hingga penayangan perdana di tahun 2025.

Dalam tujuh hari pertama penayangannya, Jumbo sudah meraih 1 juta penonton, menjadikannya film animasi dengan pertumbuhan penonton tercepat dalam sejarah perfilman Indonesia. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting bagi industri animasi nasional, yang selama ini kurang mendapat perhatian di pasar lokal.

Film ini juga melibatkan lebih dari 420 kreator lokal dari berbagai daerah, membuktikan bahwa Indonesia mampu menghasilkan karya animasi dengan standar internasional. Tak hanya tayang di Indonesia, Jumbo juga dirilis secara luas di berbagai negara pada Juni 2025, termasuk Turki, Rusia, Jerman, Italia, dan Spanyol.

Deretan Pengisi Suara Film Jumbo

Dibalik kesuksesan film Jumbo,  terdapat deretan nama populer yang mengisi suara dalam proses produksinya, seperti Prince Poetiray yang mengisi suara tokoh utama, Don. Selain itu, turut terlibat pula Bunga Citra Lestari mengisi suara karakter Ibu Don, Ariel NOAH mengisi suara karakter Ayah Don, Angga Yunanda mengisi suara karakter Acil, Quinn Salman mengisi suara karakter Meri, Muhammad Adhiyat mengisi suara karakter Atta, Yusuf Ozkan mengisi suara karakter Nurman, Graciella Abigail mengisi suara karakter Mae, Ratna Riantiarno mengisi suara karakter nenek Don, hingga Cinta Laura Kiehl yang mengisi suara karakter Ibu Meri. 

Tidak hanya kuat secara visual dan alur cerita, film Jumbo juga menghadirkan soundtrack yang memperkuat sisi emosional dalam film, diantaranya adalah Selalu Ada di Nadimu oleh Bunga Citra Lestari, Kumpul Bocah oleh Maliq & D'Essentials yang menggambarkan keceriaan masa kanak-kanak, dan Dengar Hatimu oleh Prince Poetiray & Quinn Salman. 

Film Menghibur dan Penuh Pesan

(Sumber: rakyatmerdeka.id) 

Dengan durasi 1 jam 42 menit, Jumbo tidak hanya disukai oleh anak-anak, tetapi juga mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan usia. Hal ini menunjukkan bahwa Jumbo sebagai film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang kuat dengan dikemas melalui visualisasi animasi yang memikat, menjadikannya sebagai karya mengesankan dalam dunia perfilman Indonesia dan memberikan dampak nyata bagi perkembangan industri film nasional.