Mohon tunggu...
aditya mahario
aditya mahario Mohon Tunggu... Pustakawan - Maybe someone will read these

Wannabe blogger, not enough willpower.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Carut-marut minyak goreng

22 Mei 2022   15:49 Diperbarui: 22 Mei 2022   15:55 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum genap sebulan pemerintah sudah membuka kembali keran ekspor CPO. Padahal sebelumnya pemerintah berniatan membanjiri stok minyak goreng dalam negeri hingga harganya turun sampai Rp 14.ooo per kilogram. (per kilogram atau per liter saya sendiri tak pernah perhatikan hehe) Saat diumumkan, Kamis (19/5) kemarin, harga minyak goreng terendah Rp 17.500. 

Ini menunjukkan begitu kuatnya lobi-lobi para penguasa sawit di negeri ini. Baru sekali berdemonstrasi, para "petani" yang mengaku kehilangan pendapatan hingga 14 triliun langsung didengar oleh pemerintah. Padahal, hampir dua bulan sebeumnya pemerintah digoyang oleh isu tak terkontrolnya harga minyak goreng. Mulai dari BLT minyak goreng, skema subsidi minyak kemasan, skema subsidi minyak curah, beleid tata niaga minyak goreng dan sebagainya tak mampu menstabilkan harga minyak goreng. Buktinya, beberapa kali pemerintah memaksa turun harga, malah komoditasnya hilang dari pasaran.

Sebenarnya, jika berjalan dengan baik, skema Domestic Market Obligation dan Domestic Price Obligation saja sudah cukup untuk menstabilkan harga minyak goreng. Entah kenapa harus bahasa inggris ini. harusnya sebut saja Kewajiban Pasar Lokal dan Kewajiban Harga Lokal biar lebih menusuk kalau melanggar. Coba bandingkan, "Heh kamu perusahaan sawit tak bertanggung jawab!" dengan "heh kamu perusahaan sawit tak berobligation!" mana yang lebih menyakiti hati :D

Namun nyatanya ini malah dijadikan lahan keuntungan oleh bangsat-bangsat serakah yang  baru-baru ini ditangkapi oleh Kejagung. Rupanya di dalam lingkaran itu memang sulit diterima akal. Lin Che Wei orang yang telah lama terlibat dalam pemerintahan ditangkap pekan lalu. Sebagai catatan, Lin pernah menerima Tasrif Award dari AJI. 

Tasrif Award adalah penghargaan tahunan yang diberikan AJI kepada individu/kelompok/organisasi yang gigih menegakkan kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan nilai-nilai keadilan serta demokrasi. Kan artinya orang ini diakui sebagai orang baik. penghargaan ini diterimanya setelah membongkar permainan saham Lippo.

Selain Lin, sebelumnya Kejagung menangkap Dirjen di Kementerian Perdagangan. Pantas saja jika pemerintah sulit membongkar permainan yang merugikan jutaan rakyat Indonesia. Ketua Umum PDIP Megawati sampai bikin acara rebus-rebusan gara-gara ga punya minyak goreng. Apa ga nangis kita dibuatnya?

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi bahkan sempat dipermalukan ketika mengatakan akan membongkar mafia minyak goreng.  sudah berjanji akan membeberkan terduga mafia minyak goreng pada Senin (21/3/). Namun baru beberapa pekan di-bully di internet, baru muncul 4 tersangka korupsi di lingkan mafia tersebut. Itupun lewat Kejaksaan Agung. Entah apa yang dilakukan para mafia tersebut hingga bisa melewati radar polisi dan KPK. Tiap hari gerebek gudang-gudang kecil, jelas aja ga ketemu orang sekelas Dirjen dan Lin Che Wei.

Entah apa pula bentuk kerjasama pemerintah dan para produsen CPO Indonesia saat ini. Mudah-mudahan keduanya dijauhkan dari maling-maling yang baru-baru ini ditangkap. CPO bisa dibilang komoditas unggulan Indonesia. Produsen minyak lain seperti minyak biji matahari, minyak olive, minyak jagung dan lainnya pun ketakutan jika harus bersaingan dengan efisiensi Minyak CPO. Industri CPO yang saban hari dijelek-jelekan oleh media asing. Tak sehat lah, tak ramah lingkungan lah. Jangan didengerin, produk ini kebaggaan Indonesia. Namun, jangan pula gara-gara segelintir orang, kita tidak dapat menikmati "kemewahan" makan gorengan murah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun