Mohon tunggu...
Agung Dwi Laksono
Agung Dwi Laksono Mohon Tunggu... peneliti -

Seorang lelaki penjelajah yang kebanyakan gaya. Masih terus belajar menjadi humanis. Mengamati tanpa menghakimi. Mengalir saja...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar TENGGER; Romantisme Kebun Sayur

9 Mei 2016   12:42 Diperbarui: 17 Mei 2016   08:23 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Perkampungan Tengger di Desa Ngadiwono; Sumber: Dokumentasi Peneliti

Mas Sug (38 tahun) pun mengakui adanya romantisme kebun sayur ini. Anak perempuan yang dimilikinya pun diakui merupakan hasil kerja kerasnya saat men'cangkul' di kebun. “Yaaa… banyak yang memang begitu mas, melakukan itu di kebun… kan kebunnya jauh-jauh…”

Kondisi kepemilikan tanah kebun yang cukup luas pada masing-masing keluarga cukup membuat jarak antar kebun tidak mengganggu aktivitas bercinta mereka. Rasa takut ketahuan tetangga menjadi hilang, meski sebenarnya rasa takut dan deg-degan ketahuan itulah yang sesungguhnya membuat romantisme kebun sayur jauh lebih membara.

Ahh seandainya…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun