Mudik Lebaran adalah momen paling di nanti oleh sebagian besar warga Indonesia. Mudik lebaran menjadi ajang berkumpulnya keluarga, sanak saudara, famili dan kerabat untuk mempererat silaturahmi dan ajang komunikasi menyambut tali persaudaraan. Momen mudik lebaran juga tak kalah serunya terutama bagi keluarga-keluarga di perantauan yang sangat jauh dari homebase. Kadang hanya bisa satu kali dalam setahun, bisa pulang kampung dan momen itu adanya di hari lebaran.
Setiap keluarga pastilah punya momen-momen penting sebagai pemersatu keluarga. Ada yang memiliki tradisi "sungkeman" ala tradisi keraton saling maaf memaafkan dimana yang muda "sungkem" ke yang lebih tua. Ada pula yang punya tradisi bertamasya se keluarga besar, menyewa satu atau dua vila untuk bisa dihuni beberapa keluarga. Ada lagi fenomena baru khusus mereka yang berkecukupan dengan berlebaran ke tanah suci.
Namun dari sekian banyak momen dan tradisi yang dimiliki setiap keluarga ada momen dan tradisi yang hampir mayoritas keluarga lakukan. Tradisi ini bisa dilakukan semua kalangan, bisa diwujudkan oleh semua lapisan masyarakat meskipun materi dan kualitasnya berbeda-beda. Tradisi mengisi lebaran itu adalah berkumpul bersama keluarga besar dan menyantap hidangan "terbaik" yang bisa disajikan untuk keluarga.
Tradisi lebaran berkumpul bersama keluarga, ngobrol bareng sambil makan hidangan "terbaik" yang tersaji, juga menjadi tradisi di keluarga besar kami sejak saya masih kecil dan sekarang sudah berkeluarga tetap dipertahankan. Dari sekian banyak hidangan yang dibuat oleh ibu  ada satu yang istimewa. Hidangan itu adalah lontong opor sambel goreng krecek yang pedes dan bertabur banyak petai. Lontong Opor ibu selalu menjadi "hidangan istimewa" di keluarga kami.Â
Mungkin karena ibu yang memasaknya dengan penuh cinta dengan bumbu kasih sayang yang tulus untuk suami, anak-anaknya dan cucu-cucunya, menghasilkan sebuah hidangan yang mampu mengobati rasa lapar jiwa  dan raga kita semua atas hangatnya perhatian seorang malaikat tak bersayap (ibu kami tercinta). Saya rasa mitos makanan buatan ibu, khususnya makanan spesial buatan ibu khusus di momen penting (lebaran) menjadi daya tarik kuat bagi anak-anaknya. anaknya dan keluarganya rela mudik berdesak desakan di jalan, rela melakukan perjalanan jauh hanya untuk bisa menikmati sajian istimewa di hari lebaran buatan ibu.
Lontong opor ibu secara kasat mata pun tidak berbeda dengan lontong opor lontong opor yang biasa dijual di warung makan atau rumah makan yang terdiri dari lontong, opor ayam dan telor, sambal goreng krecek dan ati, petai goreng, toppingnya emping, kadang-kadang kita juga tambahkan bubuk kedelai. Namun bagi kami sekeluarga, masakan lontong opor ibu adalah "lontong opor krecek" terbaik di dunia. Lontong opor ibu menyatukan keluarga besar kami dari berbagai tempat, semuanya balik ke rumah ibu untuk menikmati lontong opor ibu khusus hanya di hari lebaran.
Di sini bisa saya simpulkan bahwa sebuah sajian makanan akan tersaji sempurna, bukan hanya karena bahan dan bumbu-bumbunya yang dipakai berkualitas prima, dengan takaran yang tepat namun ada satu hal lagi yang bisa menjadi penentu sempurnanya sebuah sajian masakan yaitu dimasak dengan penuh cinta, diolah dengan penuh ketulusan dan dibumbui dengan doa-doa terbaik untuk siapa saja yang menikmati sajian masakan tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI