Mohon tunggu...
Aditya Nuryuslam
Aditya Nuryuslam Mohon Tunggu... Auditor - Menikmati dan Mensyukuri Ciptaan Ilahi

Menjaga asa untuk senantiasa semangat berikhtiar mengadu nasib di belantara Megapolitan Ibukota Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cara Jitu Mengenali Sumber Potensi Konflik di Jalanan dan Penanganannya

10 November 2023   04:52 Diperbarui: 15 November 2023   11:30 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pengguna bus Transjakarta. (Foto: MIS FRANSISKA DEWI/KOMPAS)

Hal inilah yang kemudian menyebabkan terjadi kemacetan di beberapa titik jalan, dan kondisi ini sangat tidak nyaman bagi para pengendara terutama di siang hari.

Harapannya dengan mengendarai kendaraan, akan sampai tujuan lebih cepat namun dikarenakan macet menjadi terlambat. Hal inilah yang menyebabkan pengguna jalan frustasi dan kemudian meluapkan emosinya ke pengendara lainnya.

  • Penuh sesaknya pengguna sarana transportasi public

Sama halnya dengan kondisi jalan, dimana kondisi transportasi umum khususnya transportasi massal seperti busway trans Jakarta, kereta listrik atau commuterline. 

Pada jam jam sibuk, pengguna transportasi umum jumlahnya sangat banyak dan tidak bisa terlayani secara optimal, sehingga terjadi penumpukan calon penumpang di stasiun ataupun berdesak desakan di dalam kereta. 

Kondisi yang kurang nyaman inipun menjadikan manusia menjadi "sumbu pendek" dan sering tersulut emosinya hanya karena persoalan yang sepele dan remeh.

  • Tekanan hidup

Manusia pada umumnya menginginkan keteraturan dan kecukupan, namun demikian kebutuhan manusia semakin meningkat, sedangkan untuk pendapatannya kadangkala tidak bisa mengikuti, sehingga terjadilah kekurangan pemenuhan kebutuhan dan menyebabkan tekanan hidup semakin berat. 


Tidak bisa dipungkiri bahwa tekanan hidup dan pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin sulit dapat menjadi trigger pemicu ketidastabilan emosi manusia.

  • Kecemburuan sosial

Selain dari budaya individualitis, budaya konsumerisme juga menjadi salah satu hal yang bisa menjadi penyebab timbulnya kecemburuan sosial.

Budaya konsumerisme yang juga diikuti dengan budaya flexing menjadikan beberapa individu mudah tersulut emosinya. 

Contoh kasus yang nyata di jalanan adalah adanya perilaku memalukan seperti ketika ada kendaraan bagus dan baru lewat, ada saja yang usil untuk menggores body kendaraan, atau menghalang halangi laju kendaraan bagus.

Kondisi-kondisi diatas memanglah sangat tidak membuat nyaman khususnya bagi pengendara kendaraan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun