Di zaman sekarang, puisi menjadi salah satu hal yang paling digemari di masyarakat. Kalimat-kalimat puitis yang indah dan nyaman dibaca ataupun di dengar menjadi hal yang sering dicari dalam berbagai keadaan.Â
Beberapa orang terkenal pun seringkali menyajikan puisi mereka ataupun hanya sekedar kalimat puitis. Sebut saja Fiersa Besari, Tere Liye, Gus Mus dan masih banyak lagi yang lainnya. Apalagi Puisi modern kini sudah berevolusi atau berkembang dan tak terikat oleh aturan-aturan di zaman dulu.
Bagi kalian yang ingin mengekspresikan diri melalui puisi, saya akan sedikit memberi saran tentang bagaimana sebuah seni berpuisi. Sebenarnya puisi itu sendiri tak memiliki batasan apapun.Â
Baik tentang isi yang bisa apa pun yang ingin dituliskan, sampai kapan waktu yang tepat untuk menuliskan. Semuanya tergantung karakter dari si penulis itu sendiri.
Berpuisi Ketika Patah Hati
Hal ini menunjukkan bahwa beberapa orang memilih puisi sebagai tempat untuk mengutarakan isi hatinya. Hal ini adalah hal yang positif mengingat kita dapat menghasilkan beberapa karya yang abadi.Â
Kita bisa menenangkan hati kita dengan meluapkan segala kegelisahan kita kedalamnya dan nantinya kita dapat mengurai kembali cerita kita di masa mendatang.Â
Karena hal yang paling ditakutkan dari sebuah hubungan bukanlah perpisahan melainkan melupakan. Kita bisa mengenang cerita kita sambil tersenyum hanya dengan membaca pusisi yang kita tulis.Â
Percayalah, berpuisi di kala patah hati tidak membuat kita semakin sedih, justru kita bisa merasa lega dan lepas dari kekangan yang ada. Mungkin juga suatu hari kalian bisa menjadikan puisi-puisi kalian menjadi sebuah buku yang bisa dinikmati dan memberi manfaat kepada pembacanya.
Berpuisi Ketika Sedang Frustasi
Apalagi kita hidup pada zaman dimana media sosial yang sangat marak. Setiap kali kita mendapatkan pukulan dalam kehidupan, kita justru ditampar oleh begitu bahagia dan mudahnya orang lain dalam mendapatkannya. Hal itu justru membuat kita lebih frustasi lagi.Â
Kita bisa belajar dari cerita Charles Bukowski yang meski 30 tahun hidupnya seperti seorang pecundang yang gagal, dia tetap menuliskan isi hatinya ke dalam puisi.Â
Siapa yang akan tahu bahwa seseorang yang 30 tahunnya sebagai pecundang tersebut akan menjadi tokoh terkenal karena dirinya bertaruh pada tulisan-tulisannya.Â
Jadi mari kita ekspresikan rasa frustasi kita ke dalam hal-hal yang positif seperti puisi, bukan hal yang malah akan merugikan diri kita sendiri ataupun orang lain.
Berpuisi Dengan Keadaan Sekitar
Tidak hanya itu, bencana-bencana di daerah, kemiskinan, kerusakan moral, semuanya sering kita jumpai di sekitar kita. Kita bisa berkaca dari puisi "AKU" karya Chairil Anwar.
Puisi yang sangat legendaris dan terkenal itu menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan saat itu. Kini kita juga dapat mengekspresikan pandangan kita terhadap apa saja yang terjadi di lingkungan kita.
Berpuisi Untuk Mengkritik Atau Mengutarakan Pendapat
Apalagi ketika kita sedang melihat pemerintahan kita yang sedang semena-mena dalam membuat keputusan ataupun korupsi yang merajalela. Kita bisa saja melakukan demo di jalanan dengan merusak beberapa fasilitas umum.Â
Namun apakah aspirasi kita akan sampai kepada para pejabat? Justru mungkin mereka malah tertawa melihat kita yang mau-maunya berpanas-panasan, berdesak-desakkan justru malah akhirnya merugikan kita sendiri.Â
Sebenarnya demo massa memang diperlukan untuk meyakinkan pejabat betapa seriusnya kita menyikapi hal tersebut, namun hendaknya dilakukan dengan damai dan tidak merugikan pihak yang tidak bersalah.Â
Bagi kalian yang tidak memiliki kesempatan untuk berbicara langsung dengan para pejabat, kalian bisa menuangkannya ke dalam puisi yang mengutarakan isi hati kalian yang kemudian bisa kalian kirimkan ke beberapa media atau pun sekedar di posting di media sosial kalian.Â
Tidak malah saling adu mulut hingga mengumbar kebencian sesama pihak yang tidak tahu apapun. Sebenarnya budaya mengkritik pemerintah dengan puisi sudah berlangsung dari zaman dahulu.Â
Dari Wiji Thukul, W.S Rendra, dan masih banyak lagi. Ataupun jika kalian pandai menjadikan puisi kalian sebagai lagu, kalian bisa meniru Iwan Fals yang memiliki banyak sekali lagu mengkritik pemerintah. Justru lagu-lagu dan karya tersebutlah yang bisa menggerakkan hati masyarakat ataupun para pejabat.
Mungkin beberapa hal tadi adalah sesuatu yang dapat saya tulis mengenai sebuah seni berpuisi. Sebenarnya masih banyak sekali cara kita untuk berpuisi.Â
Karena puisi adalah sebuah bentuk mengubah apapun baik itu hal buruk ataupun hal yang baik, yang kemudian kita jadikan menjadi sesuatu yang indah dalam bentuk kata-kata.
Sekian, jika kalian memiliki beberapa komentar atau koreksi atas hal yang kurang menyenangkan di hati kalian, kalian bisa menuangkannya di kolom komentar. Terima kasih.