Mohon tunggu...
adinda salsabila
adinda salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Informatika di Universitas Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Perancangan UI/UX Website Bandung Bawah Tanah Yang Responsive

8 Juli 2025   15:00 Diperbarui: 8 Juli 2025   14:54 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Ketika berbicara soal website, banyak orang hanya membayangkan tampilan visual — layout, warna, atau jenis huruf yang dipakai. Padahal, desain website lebih dari sekadar "apa yang terlihat". Di baliknya, ada perencanaan sistematis yang mempertimbangkan cara pengguna berpikir, merasa, dan berinteraksi dengan teknologi. Di sinilah peran penting UI (User Interface) dan UX (User Experience) hadir sebagai jantung dari sebuah produk digital.

📐 Merancang dengan Tujuan: Apa Itu Desain?

Desain bukan hanya soal estetika. Menurut David Airey, seorang desainer grafis, perancangan adalah usaha menciptakan solusi yang efektif dan efisien atas sebuah masalah. Donald Norman, pakar desain interaksi, bahkan menekankan bahwa desain yang baik adalah desain yang memahami siapa penggunanya — apa kebutuhannya, keterbatasannya, dan bagaimana cara mereka berpikir.

Dengan kata lain, perancangan digital bukan hanya tentang membuat tampilan yang indah, tetapi tentang menciptakan pengalaman yang relevan dan mudah dipahami oleh manusia.

🌐 Mengenal Website: Lebih dari Kumpulan Halaman

Secara teknis, website adalah sekumpulan halaman informasi yang saling terhubung dan diakses melalui internet. Namun, di balik fungsinya, website terdiri dari tiga elemen penting: kata (words) yang membentuk narasi, gambar (pictures) yang memperkuat pesan visual, dan kode (code) seperti HTML dan CSS yang menggerakkan semuanya agar bisa tampil dan digunakan dengan baik.

Ketika tiga unsur ini dikombinasikan secara tepat, barulah sebuah website bisa menyampaikan pesan dengan cara yang efektif dan menyenangkan.

📱 Desain Responsif: Menyesuaikan Diri dengan Layar

Saat ini, pengguna tidak hanya membuka website lewat laptop. Mereka bisa mengaksesnya dari berbagai perangkat, mulai dari smartphone hingga tablet. Maka dari itu, desain website harus bisa beradaptasi secara otomatis dengan ukuran layar — inilah yang disebut desain responsif.

Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Ethan Marcotte pada tahun 2011. Ia menyatukan beberapa pendekatan desain seperti grid fleksibel, gambar responsif, dan media query untuk menciptakan pengalaman yang konsisten di berbagai perangkat.

🧩 UI dan UX: Kombinasi Tampilan dan Pengalaman

User Interface (UI) adalah elemen visual yang dilihat pengguna — mulai dari tombol, warna, font, hingga struktur halaman. UI bertugas membuat tampilan yang menarik dan mudah digunakan.

Sementara itu, User Experience (UX) mencakup seluruh perjalanan pengguna saat berinteraksi dengan produk digital. UX bukan hanya tentang desain yang cantik, tapi bagaimana pengguna merasa nyaman, paham arah navigasi, dan dapat mencapai tujuannya dengan mudah.

Donald Norman memperkenalkan istilah UX pada tahun 1995, dan sejak itu menjadi elemen penting dalam pengembangan teknologi yang berpusat pada manusia.

🤝 UI/UX dalam Dunia Nyata: Studi Kasus Bandung Bawah Tanah

Dalam konteks pengembangan website komunitas Bandung Bawah Tanah, UI/UX menjadi sangat krusial. Website ini dirancang agar mudah diakses oleh komunitas musik independen, dengan tampilan visual yang khas dan pengalaman yang intuitif.

Peran UI/UX di sini bukan hanya soal estetika, tapi memastikan bahwa setiap pengguna — baik mereka yang ingin melihat jadwal event, membeli merchandise, atau sekadar mendengar podcast — bisa melakukannya dengan lancar.

👤 Desain Berbasis Manusia: Human-Centered Design (HCD)

Pendekatan yang digunakan dalam perancangan website ini adalah Human-Centered Design (HCD), sebuah metode yang berfokus pada kebutuhan dan kebiasaan pengguna. HCD memiliki tiga tahap utama:

  1. Inspiration – Menggali kebutuhan dan masalah pengguna melalui observasi.

  2. Ideation – Menyusun ide dan solusi berdasarkan temuan sebelumnya.

  3. Implementation – Menerapkan hasil ide dalam desain yang bisa digunakan dan diuji.

HCD memastikan bahwa hasil desain bukan hanya "keren", tapi tepat guna dan menyelesaikan masalah nyata.

🛠 Tools dan Metode yang Digunakan

Dalam proses ini, digunakan beberapa alat dan pendekatan desain penting, yaitu:

  • Figma: Aplikasi desain berbasis cloud yang memungkinkan kolaborasi tim secara real-time. Ideal untuk membuat wireframe dan prototipe.

  • Sitemap: Struktur navigasi yang menggambarkan susunan halaman agar pengguna tidak tersesat.

  • UML (Unified Modeling Language): Bahasa visual untuk memetakan fungsionalitas sistem (seperti use case, class diagram, dan activity diagram).

  • Flowchart: Diagram alur yang memetakan perjalanan pengguna dari awal hingga menyelesaikan tujuan tertentu.

Semua ini membantu desainer merancang UI/UX yang tidak hanya bagus, tapi juga efisien dan ramah pengguna.

Kesimpulannya, desain website yang baik bukan sekadar soal tampilan. Ia adalah pengalaman utuh yang menyentuh logika dan emosi pengguna. Lewat pendekatan yang tepat seperti HCD, serta pemanfaatan UI/UX yang kuat, kita bisa membangun platform digital yang bukan hanya bisa dilihat, tapi dirasakan dan dimaknai oleh penggunanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun