Untuk meningkatkan produk domestik bruto, pemerintah dapat mengambil kebijakan fiskal untuk memperbesar pengeluaran pemerintah, dapat dilakukan dengan merencanakan kan melaksanakan proyek-proyek pembangunan yang di danai APBN. Contohnya yaitu:Â
Ibu kota baru: Porsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru naik dari 19 persen menjadi 53,5 persen. Kenaikan tersebut diketahui dari situs resmi IKN, ikn.go.id.Untuk sisanya, 46,5 persen, akan dipenuhi dari skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), BUMN dan swasta. Padahal, sebelum memutuskan pemindahan ibu kota, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan kebutuhan anggarannya tidak dibebankan pada APBN.
Salah satu tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal pada APBN adalah :
1. Menjaga stabilitas perekonomian nasional
2. Mengendalikan tingkat harga barang dan jasa di pasaranÂ
3. Meningkatkan penerimaan dari bidang perpajakan
4. Mengendalikan pendapatan dan pengeluaran negara
5. Mendorong kegiatan perekonomian
Salah satu tujuan penerapan kebijakan fiskal adalah meningkatkan produktivitas masyarakat. Dampat meningkatkan produktivitas adalah:Â
1. Meningkatkan PDB
2. Mengurangi lapangan kerja
3. Meningkatkan harga barang dan jasa
4. Mengurangi utang negara
5. Menambah pengangguran
Masyarakat indonesia telah berhasil mendongkrak pertumbuhan perekonomian nasional sebesar 3,69% di tahun 2021. Dengan angka pertumbuhan tersebut, PDB perkapita indonesia meningkat menjadi Rp.62,2 juta (setara dengan US$4.349,5) lebih tinggi dari PDB perkapita sebelum pandemi yang sebesar Rp.59,3 juta di tahun 2019.
Pencapaian tersebut juga akan membawa indonesia masuk kembali dalam klasifikasi negara berpenghasilan menengah atas. Posisi ini merupakan fondasi awal yang sangat baik untuk mendorong pemulihan ekonomi dan reformasi struktural agar mampu keluar dari jebakan kelas menengah.
Secara spasial, pulau jawa sebagai basis industri dan salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi.Â
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh wilayah maluku dan papua sebesar 10,09, selain itu, wilayah bali dan nusa tenggara juga berhasil tumbuh positif sebesar 0,07%, walaupun sangat bergantung terhadap sektor pariwisatanya yang mengalami penurunan kinerja sejak terjadi pandemi covid-19.
Bangkitnya kepercayaan masyarakat untuk mengkonsumsi barang maupun jasa, telah mendorong pemulihan permintaan domestik serta menyebabkan peningkatan produksi sebagai respon dari dunia usaha. Sepanjang 2021, PMTB (investasi) yang tumbuh besar 3,80% telah menjadi sumber pertumbuhan tertinggi dari sisi pengeluaran. Sedangkan industri pengolahan yang menjadi sumber pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi, berhasil tumbuh sebesar 3,39%
Apabila dilihat dari sisi produksi, lima sektor kontributor utama yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan, kembali melanjutkan pertumbuhan positif dan mampu menopang ekonomi Indonesia. Selain itu, sektor transportasi dan pergudangan, serta akomodasi dan makanan-minuman, Prospek ke depan juga memperhatikan perkembangan harga komoditas, baik energi maupun non-energi.