Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Berkat ESOP, Buruh Bisa "Naik Kelas" Jadi Bos Perusahaan?

1 Mei 2020   09:01 Diperbarui: 1 Mei 2020   12:37 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen KSPIBuruh perempuan menggelar aksi demonstrasi di Jakarta menolak omnibus law RUU Cipta Kerja, Jumat (6/3/2020)

Peringatan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada hari ini terbilang "sepi". Jika pada tahun-tahun sebelumnya, Hari Buruh selalu diwarnai dengan aksi demo, kini tidak ada satu pun buruh yang turun ke jalan.

Pandemi Corona yang melanda tanah air sepertinya "memaksa" para buruh untuk meniadakan aksi unjuk rasa. Alhasil, sejumlah poster, spanduk, dan orasi yang mungkin telah disiapkan hanya bisa disimpan rapi di rumah masing-masing.

Meski begitu, cerita tentang peringatan Hari Buruh belum selesai begitu saja. Sebab, masih ada sejumlah isu ketenagakerjaan yang cukup menyita perhatian.

Di antaranya ialah rancangan Omnibus Law yang sedang digodok pemerintah. Jika jadi menggelar demo pada tahun ini, mungkin para buruh akan lebih vokal menyampaikan penolakan terhadap rancangan tersebut dalam orasinya.

ilustrasi demo buruh (Sumber: idntimes.com)
ilustrasi demo buruh (Sumber: idntimes.com)
Maklum, sejak mengemuka beberapa bulan lalu, para buruh menyatakan tidak setuju dengan rancangan Omnibus Law. Sebab, rancangan tadi dinilai lebih berpihak kepada investor, alih-alih kepada buruh.

Alhasil, hal itu kemudian menjadi polemik di masyarakat, dan membuat pemerintah mempertimbangkan kembali draf Omnibus Law yang sedang disiapkan.

Biarpun rancangan Omnibus Law menyangkut kehidupan buruh secara langsung, namun, di samping topik tersebut, sebetulnya masih ada hal lain yang perlu disuarakan dalam perayaan Hari Buruh. Di antaranya adalah Employee Stock Ownership Program (ESOP).

Jika dicermati dari demo buruh pada tahun-tahun sebelumnya, isu tersebut tidak begitu terdengar. Sepertinya para buruh lebih fokus menuntut kenaikan gaji daripada mempersoalkan pembagian saham perusahaan.

Padahal, ESOP dinilai cukup penting karena bisa menumbuhkan rasa kepemilikan atas perusahaan. Kalau mendapat jatah saham, bukankah para buruh akan lebih bertanggung jawab atas pekerjaannya karena yang bersangkutan bakal menjadi pemilik, serta bisa ikut menikmati laba yang dicetak perusahaan?

Walaupun ESOP bukan hal yang baru, namun, di Indonesia, hanya ada sedikit perusahaan yang memberikan saham kepada para karyawannya. Saham tadi biasanya baru diberi ketika perusahaan mau melakukan Initial Public Offering.

Initial public offering (Sumber: finansialku.com)
Initial public offering (Sumber: finansialku.com)
Hal ini sempat dialami oleh sepupu saya. Beberapa tahun silam, perusahaan tempat ia bekerja berencana melepas sejumlah sahamnya di bursa efek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun