Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sosok "Maling" yang Selalu Kutunggu Kedatangannya

21 November 2019   11:30 Diperbarui: 21 November 2019   11:39 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Maling (sumber: lavozdeltajo.com)

Untungnya Berta tidak melihat berita seperti itu pada masa lalu. Kalau menonton, mungkin ia akan menyerukan rambu berikutnya: "Jangan lupa korupsi!"

***

Kunjungan ke Dokter Joni sejatinya dijadwalkan pukul 11, tetapi aku minta jadwalnya diubah, karena aku ingin beribadah sebelum berobat. Beribadah memang belum tentu menjamin bahwa dosa-dosa yang pernah kubuat pada masa lalu akan dikikis, atau bahkan dihapus sepenuhnya.

Sepertinya dosa-dosaku sudah terlampau tinggi ibarat gunung kapur yang terbentuk secara alami. Akan sulit memupus dosa setinggi itu hanya dengan sekali-dua kali beribadah.

Meskipun begitu, setidaknya, dengan beribadah, hatiku menjadi lebih damai. Selain kesehatan, kedamaian adalah sesuatu yang selalu diharapkan, terutama oleh orang-orang yang sudah berumur seperti diriku.

Kedamaian membikin hidup menjadi jauh lebih lapang dan ringan. Sekaya apapun dirimu, kalau kau susah merasa damai, jangan harap kau bisa menikmati secuil harta yang kaumiliki.

Setelah selesai berkunjung ke rumah ibadah, dengan mantap, aku berangkat diantar sopir ke klinik Dokter Joni. Dalam perjalanan aku terkenang pertemuan dengan Dokter Joni sebelumnya.

Sejatinya Dokter Joni seumuran denganku. Kami sama-sama masuk "klub gocap". Hanya bedanya, ia masih bekerja, sementara aku sudah pensiun sejak empat tahun lalu.

Sebetulnya Dokter Joni adalah orang yang ramah. Tutur katanya pelan dan lemah lembut. Biarpun jarang bikin lelucon, ia termasuk tipe orang yang menyenangkan. Sejujurnya aku menyukainya sebagai seorang teman, tetapi tidak sebagai dokter. Sebab, ia masih saja menganggap bahwa otakku bermasalah.

Biarpun sudah ribuan kali, aku berkata bahwa aku baik-baik saja, nyatanya lewat "kacamata" Dokter Joni, aku tetaplah seorang pasien yang mengidap suatu penyakit tertentu, yang harus mendapat penanganan khusus dan wajib mengonsumsi obat-obatan yang diresepkannya secara teratur.

"Yang gila itu Joker, bukan aku, Dok."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun