Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pentingnya "Vitamin EPS" bagi Kenaikan Harga Saham

3 Desember 2018   10:09 Diperbarui: 3 Desember 2018   14:53 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biarpun begitu, bagi investor yang "mengagungkan" pertumbuhan EPS, harga yang mahal bukanlah masalah. Selama EPS-nya menunjukkan peningkatan baik secara kuartalan maupun tahunan, tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak membelinya. 

Menurut mereka, membeli saham yang EPS-nya terus bertumbuh itu ibarat membeli "mesin pencetak uang"; semakin lama disimpan, semakin besar keuntungan yang bisa dipetik pemilik sahamnya.

Namun demikian, tidak semua saham bisa mencetak pertumbuhan EPS secara konsisten. Ada kalanya tingkat EPS suatu saham turun dari periode sebelumnya, dan kalau itu sampai terjadi, harga sahamnya juga bisa "melorot". Lantas, adakah kriteria khusus untuk menemukan saham yang EPS-nya berkembang secara stabil? Ternyata ada.

Dalam buku Sukses Berinvestasi Ala Buffett, James Pardoe menyarankan investor untuk mencari saham dari perusahaan berteknologi rendah. Alasannya? Karena perusahaan itu hanya membutuhkan sedikit belanja modal.

Coba perhatikan perusahaan berteknologi rendah, macam PT Unilever Indonesia Tbk dan PT Matahari Departement Store Tbk. 

Di Bursa Efek Indonesia, sejauh pengamatan saya, hanya kedua perusahaan itulah yang mampu mencetak laba hingga 100% lebih per tahun! Luar biasa bukan? Sungguh sangat langka kita bisa menemukan perusahaan yang bisa mendulang untung sebesar itu.

Bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut bisa dapat untung sebesar itu? Jawabnya adalah karena produk yang dihasilkannya sangat minim modal. Perhatikan produk dari Unilever, seperti rinso, pepsodent, dan lifebuoy. Semua produk itu dibikin dengan teknologi produksi yang rendah dan bahan baku yang harganya murah. 

Namun, begitu produk tersebut akan dilepas ke pasar, perusahaan bisa mematok keuntungan lebih tinggi dari modalnya. Makanya, dari setiap produk yang berhasil dijual, perusahaan bisa mengeruk keuntungan berlipat-lipat.

Hal yang sama juga berlaku di Matahari Departement Store. Kita tahu bahwa inti bisnis Matahari sebetulnya adalah penyediaan ruang. Biarpun dikenal sebagai gerai yang menawarkan busana berkualitas, nyatanya, Matahari sama sekali tidak memproduksi pakaian.

Mayoritas produk yang terdapat di gerai Matahari diambil dari pemasok dan dijual dengan sistem konsinyasi alias titip jual. Lalu, dengan gerai yang memang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas, manajemen bisa memasang margin keuntungan yang besar, bahkan bisa melampaui harga dari pemasoknya. 

Semakin banyak produk yang terjual, semakin besar keuntungan yang didapatnya. Lagi-lagi, keuntungan sebesar itu diperoleh tanpa menggunakan teknologi tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun