Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Alasan Cowok Seperti Gong Yoo "Betah" Melajang

20 Juni 2017   09:51 Diperbarui: 21 Juni 2017   23:38 5329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: http://www.hancinema.net

Sekitar seminggu yang lalu, saya selesai menonton drama Goblin. Kesannya? Luar biasa! Andaikan punya 10 "jempol", saya akan memberi 9 untuk menilai kualitas cerita drama Korea yang fenomenal tersebut!

Kini saya mengerti alasan beberapa saudari dan kenalan saya "bertingkah agak aneh" setelah menyaksikannya, seperti terlihat "serius" sewaktu akan meniup lilin ulang tahun, atau memajang foto Gong Yoo sebagai foto profil di akun media sosialnya.

Secara tersirat, dalam "hati kecil" mereka, mereka rupanya berharap menjadi tokoh Ji Eun-tak yang diperankan oleh Kim Go-eun, yang selalu ditolong oleh Goblin manakala sedang kesusahan.

Sekarang saya juga paham penyebab drama yang terdiri atas 16 episode itu bisa "menggetarkan" dunia para remaja dan kaum hawa. Selain menampilkan pemandangan yang eksotis, busana yang elegan, dan tentunya para pemainnya yang berparas rupawan, drama itu juga menyajikan cerita yang unik.

Dengan dibalut kisah mitologi Goblin yang digambarkan bisa hidup "abadi", kemudian ditambah kisah percintaan yang "aneh" karena melibatkan makhluk yang hidup di "dua alam", seperti Malaikat Maut yang menyayangi seorang gadis cantik yang tak lain ialah "mantan istri"-nya pada kehidupan lampau, drama itu menawarkan pelbagai makna: antara "kebahagiaan" dan "kesedihan"; antara "dicintai" dan "dibenci"; antara "kehidupan" dan "kematian".

Namun demikian, saya enggan menceritakan alurnya secara lebih detail pada kesempatan ini. Maafkan saya para pembaca karena membikin Anda penasaran dengan kisahnya. Jadi, silakan tonton sendiri film tersebut secara lengkap.


Hahahahahahahahahaha.

sumber gambar: k-popped.com
sumber gambar: k-popped.com
Di antara deretan pemain di dalam drama tersebut, saya tertarik dengan sosok Gong Yoo, yang sukses memerankan tokoh Goblin yang pesimistis, pemurung, dan tentunya kesepian. Lelaki yang sering tersenyum sendu itu memang menarik dibahas, baik dalam kemampuan aktingnya maupun kehidupan pribadinya.

Walaupun sudah pernah membintangi sejumlah drama Korea sebelumnya, anehnya, saya baru mengenal sosoknya dalam film Train To Busan. Dalam film yang mirip dengan Resident Evil itu, ia berperan sebagai Seok Woo, seorang ayah yang berusaha menyelamatkan anaknya dari kejaran para zombie.

sumber gambar: http://express.co.uk
sumber gambar: http://express.co.uk
Pada film itu, saya kurang memerhatikan aktingnya sehingga belum bisa menilai kualitasnya sebagai aktor. Barulah setelah menonton Goblin, saya dapat melihat kemampuan aktingnya lebih lanjut. Secara keseluruhan, ia memang piawai memerankan sosok Goblin dengan baik dan konsisten.

Seiring larisnya drama tersebut, tak bisa dipungkiri kalau Gong Yoo menjadi aktor Korea yang sangat tenar saat ini. Semua itu tentu adalah buah kerja kerasnya sekian tahun menggeluti dunia akting. Dari yang tadinya "bukan siapa-siapa", ia kemudian menjelma aktor "papan atas" Korea yang bisa melakukan apa-apa.

Popularitasnya mendunia dalam waktu singkat sampai-sampai semua wanita, termasuk saudari dan kenalan saya, yang menyaksikan aksinya di drama tersebut ingin menjadi kekasih dan bahkan istrinya. Omong-omong, soal kisah asmaranya, saya baru tahu kalau ia belum menikah meskipun umurnya sudah menginjak 37 tahun!

Sungguh aneh memang mengingat bahwa ia adalah sosok yang menjadi "lelaki idaman" semua wanita lantaran dianggap memenuhi semua kriteria. Tampang? Jelas ganteng. Apalagi ia punya postur tubuh yang tinggi 1,84 meter, ditambah kulit yang putih bersih, dan senyum yang membuat para wanita "klepek-klepek" melihatnya.

Harta? Jelas di atas rata-rata. Seiring terkenalnya drama-drama yang dimainkannya, pundi-pundi uang yang mengalir ke "kantong"-nya jelas berlimpah. Busana? Jelas elegan. Saya rasa pakaian apapun yang dikenakannya akan terasa pas dan "enak" dipandang.

Namun demikian, kalau kehidupannya sebagai pria sudah sedemikian mapan, mewah, dan lengkap, mengapa ia belum juga mau membina keluarga?

Dari sejumlah artikel yang saya telusuri, terungkap kalau ia masih enggan menikah lantaran takut menghadapi pernikahan dan berkeluarga. "Mungkin karena saya sudah semakin tua, jadinya saya berpikir seperti itu," jelasnya, sebagaimana dikutip dari laman pikiran-rakyat.com.

Menemukan Pasangan yang "Tepat"
Sebagaimana Gong Yoo, para lelaki pun punya alasan tersendiri yang menyebabkannya belum juga mau mengarungi "bahtera rumah tangga", seperti belum cukup umur, belum siap secara mental, belum mapan secara finansial, dan tentunya belum menemukan pasangan yang tepat.

Nah, saya tak akan membahas semuanya, tapi hanya akan menyoroti alasan yang terakhir disebut "belum menemukan pasangan yang tepat".

Apakah Gong Yoo merasa belum menemukan wanita yang pas untuknya sehingga ia betah lama-lama melajang? Bisa saja. Namun, jika hal itu menjadi alasannya, akan ada pertanyaan lanjutan: "Memangnya wanita yang tepat itu seperti apa?"

Nah, pertanyaan barusan "menciptakan" jawaban yang simpang-siur lantaran para lelaki punya kriteria wanita ideal di benaknya masing-masing.

Sehubungan dengan pertanyaan itu, pikiran saya tiba-tiba "terpental" pada sebuah kisah yang sudah dituturkan sejak lama. Kisahnya begini. Suatu ketika, ada seorang pria yang ingin menikah. Ia merasa sudah waktunya mencari sesosok wanita untuk menyempurnakan hidupnya.

Seperti Gong Yoo, ia telah punya semuanya: harta, rumah, kendaraan, bisnis, dan jabatan. Hanya satu yang kurang, yaitu pendamping hidup. Maka, pergilah ia dari satu kota ke kota lainnya untuk menemukan belahan jiwanya.

Akhirnya ia bertemu dengan seorang wanita yang memenuhi sebagian kriterianya: berparas rupawan. Namun, sayangnya ia "ogah" menikahi wanita itu lantaran kurang jago masak dan hidup susah.

Ada-ada saja memang. Namun, kemudian pencarian pun dilanjutkan. Kini ia berjumpa dengan wanita yang cantik dan juga piawai bikin masakan.

Maklum saja wanita itu memang berprofesi sebagai koki. Namun, lagi-lagi ia batal menikahinya karena wanita itu punya banyak utang. Ia takut hartanya habis dengan cepat hanya untuk membayari utang-utangnya.

Sekali lagi ia pun mengembara dan kini menemukan wanita yang luar biasa. Cantik. Seksi. Modis. Kaya raya. Berkuasa. Bahkan, wanita itu jelas jauh lebih "mapan" daripadanya. Segeralah ia mengajukan lamaran pernikahan kepada wanita itu.

Namun, alih-alih mendapat sambutan positif, lamarannya justru ditolak mentah-mentah. Alasannya? Wanita itu pun mencari pria lain yang dianggapnya jauh lebih tepat daripadanya!

Hahahahahahaha.

Dari kisah sederhana itu, kita tentu bisa memetik hikmah bahwa betapa susahnya kalau kita ingin menemukan sosok yang "tepat" untuk menjadi pendamping hidup kita. Makanya, kalau tetap kukuh ingin mencari pasangan yang pas, bisa-bisa sampai umur 80 pun, kita bakal terus membujang!

Hehehehehehe.

Barangkali, satu nasihat yang pernah saya baca beberapa waktu yang lalu bisa menjadi sebuah petunjuk. Bunyinya begini. Bukan "cari" pasangan yang tepat, tapi "jadi"-lah pasangan yang tepat.

Jika menuruti nasihat itu, kita mungkin saja lebih mudah mendapat soulmate dalam membina keluarga karena itu "membebaskan" kita dari sikap pilih-pilih pasangan. Dengan demikian, kita tak lagi sibuk menemukan, tapi lebih rajin menjadikan diri sebagai pasangan yang "tepat" bagi siapapun.

Setuju?

Adica Wirawan
Founder gerairasa.com

Referensi:
"Ini Pendapat Gong Yoo Tentang Pernikahan", pikiran-rakyat.com, diakses pada tanggal 20 Juni 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun