DD membawa sekantung ubi rebus itu menuju ruangan kelas, ubi berwarna unggu yang masih mengepulkan uap itu sungguh menggoda! si tambun memohon pada DD sebuah ubi rebus.  Kayaknya si tambun sudah gak tahan ingin merasakan nikmatnya kehangatan ubi rebus berwarna unggu tersebut, sambil berjalan mulut si tambun  mengunyah ubi tersebut, mulutnya  bergoyang-goyang, ia  makan ubi rebus dengan nikmatnya.
DD dan kawannya itu masuk ruangan kelas untuk membuat laporan proyek. Teman DD yang lain; yang memukan plastik  membuat lukisan di buku gambar lalu di warnai dengan potongan plastik yang ditempel menggunakan lem.
Siswa yang menemukan daun, daunnya diwarnai dengan spidol lalu di tempelkan pada kertas gambar. Jadi tercetaklah pola gambar daun yang unik. Yang memukan kertas ada yang melipatnya jadi: pesawat, perahu, katak, dan bola-bolaan.
DD menyerahkan ubi rebus itu kepada bu guru, di bibir  bagian atas si tambun ada sisa ubi unggu yang menempel dan melekat, lalu DD bertanya pada bu guru.
"Bu, ubi rebus bisa dijadikan materi prakarya, kan?"
"Ya, bisa. Itu masuknya kewirausahaan. Dari ubi rebus bisa dijadikan peganan dan camilan, seperti; keripik dan candil."
"Ubi rebus ini didapat dari mamang penjaga sekolah. Ibu mau?" tawar DD.
"Terimakasih DD, makan saja bareng teman-temanmu yang lainnya."
DD menawarkan ubi rebus pada teman-temannya. Teman-teman DD rebutan mengambil ubi rebus, agar temannya kebagian semuannya. DD menyarankan satu bangku satu ubi rebus.
"Ubi rebusnya dibagi dua, ya teman-teman! (dan setiap potongannya) dibagikan kepada teman sebangkunya masing-masing."Â
"Kalian semua tenang makannya, jangan rebutan! Tugas proyeknya bagi yang sudah selesai, setorkan pada ibu, ya!"