"Hatur nuuuhun.A."
    Bagi Mak O, warung di rumahnya itu surga dunia, tempat mengusir rasa jenuh tempat berbaur segala etnis. Tiap hari pasti ada saja orang yang betah duduk sambil ngaso di warungnya:Tukang ojeg yang mampir sekedar ngopi dan nunggu pesanan online, pedagang cuanki keliling, tukang kerupuk, tukang tahu, ibu-ibu, pemuda-pemudi, anak-anak, si abang debt collector, si abang warung padang saiyo sakato (dinding warung padangnya ada stiker besar bertuliskan 'kalau puas beritahu yang lain, kalau kecewa beritahu kami') tidak terkecuali juga ZZ, DD, Ayah, Om R, dan Pak RT sering nongkrong dan ngopi di warungnya, Mak.
"A, dagangaaaanmu ganti aaatuh."
"Mau, Mak, emang laku berapa biji,"
"Hitung saaaja, A"
     Ayah mengambil dagangan serba 2000 yang menempel di paku. Setelah dihitung, tersisa 5 buah. Setiap rentengnya ada 40 buah.  "Mak, laku 35 biji X @ Rp 1.500,00 jadi semuanya Rp 52.500. Saya sekalian belanja telor seperempat dan beras 1 kg, ya. Mak. Buat makan siang anak-anak"
"Maaangga, A."
     Mak O mematikan kompornya dan mengangkat gorengan kemudian meniriskannya, agar minyaknya turun lagi ke wajan di bawahnya. Mak mengambil beras dan telor yang di pesan ayah. "Iiiini, telor dan beraaaasnya. Ooo ya, kemaaarin kamu suuuuruh  si Zzzz beli keeecap dan penyeeeedap. Ini kecapnya ketinggaaaalan." Mak O memasukan kecap ke dalam bungkusan telor dan memasukan uang sebesar 50.000.
"Mak kok uangnya 50.000 harusnya 30.000, kan saya belanja ini-itu."
"Buat jajaaaan si Dddd dan si Zzzz, ayo teriiiimalah!"
"Makasih, Mak. Klo begitu."