Mohon tunggu...
Adianto Rakha
Adianto Rakha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa teknik industri universitas airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menggabungkan Teknologi dan Lingkungan: Membangun Smart Green City di Indonesia

16 Desember 2023   20:17 Diperbarui: 16 Desember 2023   20:32 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Smart green city merupakan tren tata kelola sebuah kota yang banyak diterapkan di berbagai kota di penjuru dunia yang mengkolaborasikan aspek teknologi dan lingkungan.

Penerapan smart green city tak terlepas dari era globalisasi saat ini dan isu perubahan iklim yang kerap memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

Maka dari itu, smart green city menjadi solusi pembangunan kota yang tidak hanya memiliki perkembangan teknologi yang masif namun tetap menjaga aspek ramah lingkungan dan kehidupan berkelanjutan.

Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan Smart Green City.

Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah dan sumber daya alam yang harus terus dijaga secara berkelanjutan.

Penerapan smart green city di Indonesia mampu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memastikan pembangunan berkelanjutan melalui integrasi teknologi dalam meningkatkan efisiensi sumber daya.


Konsep Smart Green City juga berkaitan dengan SDGs nomor 9 yang berkaitan dengan tujuan membangun infrastruktur yang tangguh untuk meningkatkan industri yang berkelanjutan dan mendorong adanya inovasi.

SDGs sendiri merupakan agenda 2030 untuk perkembangan berkelanjutan di Indonesia, dan smart green city menjadi salah satu upaya untuk mewujudkannya.

Lalu apa itu smart green city dan bagaimana penerapannya di Indonesia? berikut ini penjelasan lengkapnya.

Apa Itu Smart Green City

Smart Green City merupakan konsep pembangunan kota berkelanjutan yang dalam pengembangannya mempertimbangkan aspek pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial namun tetap mengedepankan perlindungan lingkungan.

Dengan adanya konsep smart green city maka mampu menghasilkan sebuah perencanaan kota yang cerdas demi memenuhi kebutuhan dan memberikan solusi pada permasalahan yang ada di kota tersebut.

Konsep Utama Smart Green City 

Dalam penerapannya, Smart Green City memiliki 5 konsep utama yang menggunakan pendekatan atau strategi tertentu.

1. Konsep kawasan berkesinambungan ekologis (ecological balance complex)

Konsep penerapan green city yang pertama adalah konsep kawasan berkesinambungan ekologis (ecological balance complex)

Penerapan konsep ini dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan strategi mengupayakan keseimbangan air atau (water balance).

Selain itu, dilakukan juga keseimbangan karbon dioksida, keseimbangan energi melalui berbagai upaya seperti penggunaan teknologi sirkulasi air hujan.

Konsep ini juga dapat dilakukan dengan pelestarian hutan dan penggunaan energi ramah lingkungan seperti energi matahari atau solar energy.

Melalui langkah ini, diharapkan pembangunan kota dapat mengarah ke kehidupan yang lebih nyaman dan berkelanjutan tanpa harus memberikan dampak yang buruk terhadap ekologis.

2. Desa Ekologis (Eco Village)

Penerapan smart green city yang selanjutnya adalah desa ekologis atau eco village yang terdiri dari 3 strategi yaitu penentuan letak kawasan (Complex Placement), arsitektur dan transportasi.

Melalui konsep ini, dilakukan penyesuaian terhadap topografi, koridor angin, sirkulasi air untuk mengontrol mikro, membuat bahan bakar menjadi efisien dan penggunaan transportasi massal sebagai upaya penghematan bahan bakar.

3. Konsep kawasan perumahan berkoridor angin (wind corridor housing complex)

Konsep kawasan perumahan berkoridor angin merupakan salah satu upaya untuk memabangun kawasan penduduk yang nyaman sesuai dengan kaidah green smart city.

Melalui strategi ini diharapkan mampu mengurangi dampak pemanasan melalui pembangunan ruang terbuka hijau, pengontrolan sirkulasi udara dan menciptakan kota hijau.

4. Konsep Mensirkulasi Air (Water Circulation Complex)

Sistem pengairan menjadi faktor penting dalam pengembangan smart green city.

Melalui strategi ini dilakukan untuk mendaur ulang air menjadi air baku melalui berbagai cara seperti pengumpulan air hujan, pembangunan kolam dan lainnya.

5. Taman tadah hujan (Rain garden)

Konsep ini dilakukan melalui strategi penyerapan air dari atap rumah, jalan, dan trotoar.

Aksi yang dapat dilakukan adalah dengan pembangunan kolam, sculpture dan taman bermain.

Pembangunan Smart Green City di Indonesia 

Lalu bagaimana jika smart green city jika diterapkan di Indonesia, dan apakah saat ini sudah diterapkan?

Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk paling banyak keempat di dunia dan diperkirakan akan terus bertambah.

Berdasarkan data dari POKJA, populasi Indonesia akan terus meningkat sebesar 63,68 juta jiwa di tahun 2045 dari tahun 2015.

Namun perkembangan Indonesia bisa terbilang tidak merata karena sekitar 67,1% masyarakat tinggal di kawasan perkotaan.

Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) juga mengusung adanya "Gerakan menuju Smart City" sehingga perlunya tata kelola kota yang cerdas untuk membantu menyelesaikan berbagai permasalahan.

Maka dari itu urbanisasi membuat tata kelola kota yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan harus segera dilaksanakan.

Hingga terdapat kota-kota besar yang telah menerapkan konsep smart city seperti Jakarta, Yogyakarta, Denpasar, Surabaya, Semarang, Makasar dan lainnya.

IKN yang akan menjadi ibu kota baru Indonesia juga akan menggunakan konsep smart green city dalam pembangunannya.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Indonesia, Jokowi dalam sela pidatonya pada acara peresmian Nasdem Tower pada Selasa 22 Februari 2022.

"Ungkap Konsep Smart Forest City IKN, Jokowi: 70 Persen Area Hijau, 80 Persen Transportasi Publik"

Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan pembangunan IKN juga memiliki wilayah sekitar 70% area hijau namun tetap mengadaptasi penggunaan teknologi modern.

Selain itu, sekitar 80 persen kendaraan yang ada di IKLAN didukung oleh transportasi publik yang dapat menghubungkan setiap sudut kota secara efisien.

Tantangan Penerapan Smart Green City 

Smart Green City merupakan konsep tata kelola perkotaan yang memiliki dampak yang positif namun tak terlepas dari tantangan dalam penerapannya.

Terlebih lagi di Indonesia yang memiliki sisi geografis yang beragam dan unik sehingga harus disesuaikan dalam segi infrastruktur.

Salah satunya adalah pada aspek interkoneksi transportasi berkelanjutan yang menjadi aspek penting dalam smart green city.

Transportasi berkelanjutan yang sesuai dengan aspek smart city memberikan dampak yang seminimal mungkin bagi lingkungan.

Pada konteks transportasi, pengembangannya dilakukan secara smart mobility dengan penerapan berbagai teknologi seperti smart street, smart vehicle, smart parking hingga autonomous vehicle dalam pelayanan angkutan umum terpadu.

Namun untuk mengimplementasikannya memerlukan policy, pendanaan, kerjasama antar sektor, ketersediaan teknologi hingga dukungan SDM yang saling membantu.

Penerapan smart city juga harus didasari pada permasalahan yang ada pada setiap daerah.

Misalnya pembangunan smart city di Provinsi Bali yang dikembangkan berfokus pada aspek akomodasi dan jasa di bidang pariwisata.

Selain itu, terdapat berbagai tantangan lain yang menghambat proses pengembangan smart city seperti budaya "Bekerja seperti biasa".

Adanya smart city akan dianggap sebagai proyek teknologi dan bukan sebagai perubahan budaya kerja untuk meningkatkan produktivitas.

Kapasitas SDM yang rendah juga menjadi salah satu aspek penghambat perwujudan smart city di Indonesia.

Maka dari itu, upaya yang bisa dilakukan untuk mewujudkan smart city adalah dengan merubah pola pikir para pemimpin dan pejabat publik agar menyadari pentingnya penggunaan teknologi informasi.

Selain itu, faktor budaya masyarakat juga harus selalu berubah ke arah yang lebih positif dan maju dimana jika ingin membuat kota cerdas maka membutuhkan perilaku yang cerdas dari para masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun