Mohon tunggu...
Widyawati
Widyawati Mohon Tunggu... Tentara - pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya sangat hoby membaca dan menuangkan bisikan hati melalui sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Lorong Sempit

26 Agustus 2022   10:21 Diperbarui: 29 Agustus 2022   13:12 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Batin tercabik jiwa merintih
Menahan perih daging terkoyak
Terpapar harapan nan kian jauh
Lambaian mentari menyayat batin

Pena kehidupan yang terus menggurat
Menumpahkan tinta cerita nan pilu
Di lorong sempit rintihan terdengar
Isak tangis tersimpan dalam batin

Hai sang raja kehidupan
Jangan diam serasa tak melihat
Telah lama kami meronta kesakitan
Mencoba bertahan dalam kepura-puraan

Kini petang kian mendekat
Matahari kian tenggelam
Berjuta harapan tinggal cerita
Seakan panggil tak pernah terjawab

Karya: adi Kawulo alit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun