Hingga pada tahun 2013, Adi mampu memperluas lahan tanamanya menjadi 5 hektare, sekitar 4 hektare lahan digunakan untuk menanam lingkuas dan sisanya untuk menanam kunyit. Adi kemudian membentuk kelompok tani agar dapat membantu ia untuk terus memasok rempah-rempah. Bisnis yang dijalankan oleh Adi berkembang sangat pesat pada tahun 2014. Pada waktu itu Adi mengelolah lahan seluas 11,5 hektare , lahan yang di milikinya 70 % adalah lahan sewahan dan 30% adalah miliknya.
Untuk mempertahankan usahanya ia juga membentuk sebuah koprasi untuk memberikan pinjaman berupa bibit dan pupuk. Adi juga merencanakan untuk membuat produk turunan dari hasil produksi rempah-rempahnya seperti sejenis minuman. Dan hanya itu Adi juga mempunyai mimpi utuk membuat agrowisata di lahan pertanianya agar lebih maju lagi.
Itulah penggalaman pengusaha muda bernama Adi Pramudya yang membuat saya terinspirasi  untuk membudidayakn rempah-rempah seperti lingkuas, sere, kunyit dll.
Saya juga mengambil garis besar bahwa lowongan pekerjaan di bidang pertanian itu sanggat besar, khususnya daerah saya Sulawesi Tengah yang kaya akan rempah-rempah dapur tapi kurangnya masyarakat yang berminat untuk membuka  lapangan pekerjaan  di bidang tersebut sehingga saya juga termotivasi untuk membuat lapangan pekerjaan d kampung saya dan juga termotivasi dari usahan Adi Pramudya walaupun kegagalan sering menghampiri pengusaha muda ini dia tidak pernah menyerah.
Satu hal yang mengguatkan dirinya adalah keyakinan bahwa kegagalan yang sesungguhnya adalah ketika kita berhenti berjuang. Itu yang membuat saya berpikir bahwa mengapa orang lain bisa sukses kita juga tidak bisa sukses?
Jadi janganlah kita malu untuk menjadi lulusan pertanian atau pengusaha pertanian karna Indonesia adalah Negara Maritim dan ini adalah salah satu langkah bagaimana kita bisa mengadapi Era Revolusi Industri 4.0.