Mohon tunggu...
Adhel Lakalau
Adhel Lakalau Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Langkah Awal Menghadapi Era Revolusi Industri

16 September 2018   17:17 Diperbarui: 16 September 2018   17:44 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bila bicara tentang kuliah di jurusan pertanian menurut sebagian orang tidak keren atau ngetop mungkin juga prtanian  adalah tempat orang-orang terbuang dari jurusan ngetop misalnya teknik elektro atau kedokteran.

Mereka juga menggangap remeh profesi petani, profesi yang di anggap kotor dan menjijikan karna berhubungan dengan tanah. Tanpa pertanian, tidak akan ada makanan dan tanpa makanan  tak ada kehidupan dan juga banyak orang menanggap sektor pertanian selama ini dianggap tidak memiliki prospek yang besar untuk menghasilkan kekayaan atau kesuksesan. 

Dulunya tidak pernah terpikirkan saya akan masuk fakultas pertanian khususnya progdi Agribisnis, karna menurut saya pertanian hanya pekerjaan yang berhubungan dengan tanah. Tetapi ternyata setelah saya masuk fakultas ini saya merasa nyaman dan membuka pola pikir saya bahwa pertanian bukan pekerjaan yang kotor dan  dapat menghasilkan pekerjaan yang lebih baik pada saat saya lulus. 

Saya juga pernah membaca di sebuah artikel yang membuat saya termotivasi  untuk membuka lapangan pekerjaan khususnya di daerah saya sulawesi tengah, yang sebagian besar sektor perekonomian nya dari hasil pertanian.

Mimpi, komitmen, fokus dan tidak menyerah inilah kunci yang di terapkan oleh penggusaha muda bernama Adi Pramudya. Adi adalah nama sapan akrapnya yang lebih memilih untuk menekuni bidang agribisnis dari usaha yang ia jalankan yang penuh lika liku dan mendapat hasil, kini dia memiliki CV Adi Jaya Pramudya yang telah berhasil menghasilkan omset ratusan juta dari  usaha menanam rempah-rempah dapur yang sampai ke eropa.

Rupanya ke inginan Adi untuk perpenghasilan sendiri sudah ada dalam dirinya sejak masih bangku SMP. Pada waktu itu orang tuanya adalah pedagang kelotong yang mengalami musibah, di mana tokoh usaha orang tua Adi terbakar hingga mereka harus berusaha memulai usaha dari awal.

Pada saat itu Adi bercita-cita untuk membahagiakan orang tuanya dengan harapan untuk memiliki penghasilan sendiri. Adi adalah pria berasal dari Pati  dia mulai berbisnis pada waktu memasuki bangku perkuliahan di universitas Gunadarma, Depok. 

Pada jadwal kosong ia mencoba usaha untuk berbisnis kuliner dengan menjual pisang coklat dengan menggunakan gerobak untuk menjajakn usahanya di Jagakarsa, jakarta.

Namun usaha yang ia jalankan tidak berjalan dengan baik hanya sekitar 8 bulanan saja karna sulitnya mencari sumber daya manusia, namun karna semangat dan pantang menyerah untuk bisa membanggakan kedua orang tuanya ia tetap mencari cara untuk mendapatkan penghasilan sendiri. 

Dan juga ia pernah menajajakan madu  hingga deterjen namun hasilnya tetap sama ,ia berusaha lagi untuk mencari usaha lagi, komuditas yang pertama adalah tanaman singkong, seiring dengan waktu kegagalan menghampirinya lagi, harga jual hasil panen singkong  tidak stabil di pasar. Ini membuat laba yang besar yang ia dapat terlampau kecil.

Pada tahun 2012, ia mencoba untuk usaha baru dengan menanam lengkuas dengan lahan 2 hektar dengan berjalanya waktu ia mengembangkan usaha di bidang agribisnisnya dengan menambah tanaman kunyit dan kencur untuk di tanam lagi. Usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil yang mengguntungkan.

Hingga pada tahun 2013, Adi mampu memperluas lahan tanamanya menjadi 5 hektare, sekitar 4 hektare lahan digunakan untuk menanam lingkuas dan sisanya untuk menanam kunyit. Adi kemudian membentuk kelompok tani agar dapat membantu ia untuk terus memasok rempah-rempah. Bisnis yang dijalankan oleh Adi berkembang sangat pesat pada tahun 2014. Pada waktu itu Adi mengelolah lahan seluas 11,5 hektare , lahan yang di milikinya 70 % adalah lahan sewahan dan 30% adalah miliknya.

Untuk mempertahankan usahanya ia juga membentuk sebuah koprasi untuk memberikan pinjaman berupa bibit dan pupuk. Adi juga merencanakan untuk membuat produk turunan dari hasil produksi rempah-rempahnya seperti sejenis minuman. Dan hanya itu Adi juga mempunyai mimpi utuk membuat agrowisata di lahan pertanianya agar lebih maju lagi.

Itulah penggalaman pengusaha muda bernama Adi Pramudya yang membuat saya terinspirasi  untuk membudidayakn rempah-rempah seperti lingkuas, sere, kunyit dll.

Saya juga mengambil garis besar bahwa lowongan pekerjaan di bidang pertanian itu sanggat besar, khususnya daerah saya Sulawesi Tengah yang kaya akan rempah-rempah dapur tapi kurangnya masyarakat yang berminat untuk membuka  lapangan pekerjaan  di bidang tersebut sehingga saya juga termotivasi untuk membuat lapangan pekerjaan d kampung saya dan juga termotivasi dari usahan Adi Pramudya walaupun kegagalan sering menghampiri pengusaha muda ini dia tidak pernah menyerah.

Satu hal yang mengguatkan dirinya adalah keyakinan bahwa kegagalan yang sesungguhnya adalah ketika kita berhenti berjuang. Itu yang membuat saya berpikir bahwa mengapa orang lain bisa sukses kita juga tidak bisa sukses?

Jadi janganlah kita malu untuk menjadi lulusan pertanian atau pengusaha pertanian karna Indonesia adalah Negara Maritim dan ini adalah salah satu langkah bagaimana kita bisa mengadapi Era Revolusi Industri 4.0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun