Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Reaktivasi Jalur KAI Rangkasbitung - Pandeglang, antara Sejarah dan Harapan Baru

23 September 2025   07:07 Diperbarui: 23 September 2025   10:33 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eks Halte Cibuah yang hingga kini masih berdiri kokoh (Foto: Dokpri) 

Reaktivasi jalur kereta Rangkasbitung – Pandeglang bukan sekadar pilihan pemerintah, namun sudah jadi kebutuhan masyarakat

Minggu pagi hingga siang kemarin, saya, istri, dan si bungsu menghabiskan akhir pekan dengan berkeliling kampung menggunakan sepeda motor. Tujuan awalnya hanya sekadar mencari kuliner sambil menyapa warga desa yang ramah. Tetapi bagi saya, perjalanan ini punya maksud lain, yakni menengok kembali jejak beberapa halte atau stasiun kecil kereta terdekat yang pernah hidup, tetapi kini nyaris terlupakan.

Perhentian pertama kami adalah Stasiun Pasirtangkil. Ya, di desa tempat saya tinggal, dulu pernah berdiri sebuah halte legendaris. Lokasinya di Kampung Pasirtangkil, Desa Pasirtangkil, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, hanya sekitar 500 meter dari rumah kami di Kampung Kolelet Turus.

Saat saya bertandang, bangunan halte sudah rata dengan tanah. Yang tersisa hanya dua tiang pancang dari kayu jati dan beberapa potongan rel besi yang sebagian tertimbun tanah dan rerumputan. Di sana juga terpampang papan pengumuman yang menegaskan kawasan ini milik PT KAI Persero Indonesia.

Tak jauh dari bekas lokasi halte terdapat sebuah patok yang ditanam atau bench mark (BM) bertanda kode 09 yang dipasang Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Jakarta.

Dari informasi warga setempat, diakui memang tahun ini sedang proses reaktivasi jalur kereta api Segmen 1 Rangkasbitung – Pandeglang sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan target penyelesaian antara tahun 2025- 2029.

Foto penampakan kondisi Halte Pasirtangkil BM 09, Warunggunung, Lebak, Banten (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto penampakan kondisi Halte Pasirtangkil BM 09, Warunggunung, Lebak, Banten (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Usai melakukan pemotretan untuk dokumentasi, kami beranjak menuju halte berikutnya, yakni Cibuah. Untuk menuju ke sana, kami melintasi jalan Desa Baros, Kecamatan Warunggunung. Jarak dari halte Pasirtangkil ke Cibuah sekitar lima kilometer. Halte kecil yang terletak di Kampung Toplas Desa Cibuah ini masih menyisakan bangunan kayu jati berukuran 3 x 3 meter beratap genteng.

Bangunannya tampak kosong dan tak terawat, namun masih berdiri kokoh. Tak jauh dari sana terlihat juga sebuah bench mark kode 08, penanda rencana reaktivasi jalur lama.

Foto penampakan bangunan lama Halte Cibuah BM 08  di Kampung Toplas, Warunggunung, Lebak, Banten (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto penampakan bangunan lama Halte Cibuah BM 08  di Kampung Toplas, Warunggunung, Lebak, Banten (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah itu kami beranjak kembali menuju Stasiun Pandeglang Kota yang terletak di Kampung Kadomas, Kelurahan Kadomas, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang. Jaraknya sekitar sepuluh kilometer dari halte Cibuah atau lima kilometer dari rumah kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun