Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Ujung Napas Rhino di Ujung Kulon

9 September 2025   21:09 Diperbarui: 9 September 2025   20:55 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Rhino atau Rhinoceros Sondaicus (Sumber: tnujungkulon.menlhk.go.id)

Apakah kita akan tercatat dalam sejarah sebagai penyelamat spesies langka ini, atau hanya sebagai saksi bisu kepunahannya”

Di Kota Badak, daerah tempat saya bekerja ada sebuah kawasan ikonik baru, yaitu Geopark Ujung Kulon. Geopark ini ditetapkan sejak dua tahun lalu untuk melestarikan keanekaragaman geologi, hayati, dan budaya, sekaligus mendorong pembangunan berkelanjutan berbasis wisata alam dan bagian dari pendidikan masyarakat setempat. 

Secara administratif Geopark Ujung Kulon meliputi delapan Kecamatan yaitu Carita, Labuan, Sukaresmi, Pagelaran, Panimbang, Cigeulis, Sumur, dan Kecamatan Cimanggu.

Nah, di kawasan Geopark tersebut terdapat hewan langka di dunia yang kini hanya bisa ditemukan di sini. Hewan itu adalah badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) atau disingkat “Rhino” yang habitatnya berada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Kawasan TNUK sendiri merupakan bagian dari wilayah kerja saya sebagai Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), karena secara administratif terletak di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu, keduanya masih masuk kawasan Geopark Ujung Kulon.

Lokasi ini juga berdekatan dengan Puskeswan Pembantu Kecamatan Cibaliung, tempat saya menempatkan dua orang dokter hewan dan dua paramedik veteriner untuk menjalankan tugas sebagai petugas kesehatan hewan di wilayah paling barat Kabupaten Pandeglang. Dari Puskeswan ini, terkadang kami berkunjung hingga ke kawasan TNUK, yang juga dikenal sebagai salah satu sentra kerbau di Kabupaten Pandeglang.

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berkomunikasi via Whatsapp dengan seorang dokter hewan dari jaringan Satwa Indonesia yang ditugaskan di Ujung Kulon dalam Program K-9 Wildlife.

Program ini merupakan upaya pelestarian satwa dengan memanfaatkan anjing pelacak pengintai untuk mendukung patroli, deteksi, dan perlindungan badak Jawa di TNUK.

Dari sini saya banyak mengetahui seluk-beluk perkembangan badak Jawa yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai badak bercula satu.

Saya sendiri beberapa kali mengunjungi kediaman teman yang bermukim di sekitar kawasan TNUK. Sepengetahuan mereka, belum pernah sekalipun melihat langsung Badak Jawa, lantaran satwa ini sangat sensitif terhadap keberadaan manusia. Jumlahnya pun semakin berkurang, meskipun tak seorang pun bisa memastikan berapa sesungguhnya jumlah ekor Badak Jawa yang tersisa.

Kisah Dramatis Rhino di Ujung Kulon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun