Mohon tunggu...
Novi Ana Rizqiani
Novi Ana Rizqiani Mohon Tunggu... Lainnya - The Little who has The Big Dream

| Jika ada kebaikan dari akun ini, semata datangnya dari Allah swt | Izinkan aksara menari kala suara mulai senyap |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mulai Sekarang, Kendalikan Pikiran! (Kajian dr. Aisha Dahlan, CHt.)

17 Desember 2020   12:00 Diperbarui: 17 Desember 2020   12:11 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi latar dari Pixabay, diolah kembali oleh penulis

Lalu jika ada musibah atau nasib buruk menimpa seseorang, hal utama yang segera dilakukan adalah memperbaiki pikiran dan perasaannya. Sebab, apa yang diucapkan, dirasakan, dan dipikirkan akan dihantarkan ke otak melalui sistem syarat dan disampaikan ke qalbu. Qalbu akan mendorong dan membawa pesan tersebut ke alam semesta. 

Memohon kepada Sang Pencipta agar, dapat selalu berikhtiar untuk berprasangka baik.  Adapun dampak  prasangka baik untuk diri sendiri adalah dapat dengan mudah bersyukur, selalu memandang positif, mengenal hakikat, dan mengundang keberuntungan untuk diri sendiri. Sedangkan dampak terhadap lingkungan sosial, yaitu saling percaya, saling mendukung, saling kerja sama, terbuka, dan menghasilkan penampilan baik. 

Sering sekali manusia masih merasa kesal, meski sudah berikhtiar untuk sangka baik. Hal ini tentu wajar mengingat dalam otak manusia mengenal emosi. Gelombang emosi memiliki skala dari yang paling rendah, yaitu emosi-emosi negatif hingga gelombang emosi dengan skala yang paling tinggi adalah emosi-emosi positif. Sang Pencipta telah merancang sedemikian rupa supaya tidak memberikan kerugian kepada manusia. Tujuan dari itu adalah agar, pesan tidak langsung masuk ke qalbu dan mencegah terjadinya dampak buruk. Bayangkan jika emosi negatif memiliki kadar gelombang paling tinggi lalu pesan-pesan langsung sampai pada qalbu. Mau tidak mau akan terdorong ke badan bioplasmik menuju alam semesta. 

Sabar agar, diri mampu menahan dan menawarkan emosi. Cara ini disebut sebagai release. Tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Tahapan  release antara lain dapat dilakukan dengan allowing (melalui tarik nafas atau sebagai muslim melafalkan kalimat thayyibah), direct question (bertanya langsung pada diri sendiri. Bisakah saya mengakhiri emosi ini?Maukah saya mengakhiri segera?Kapankah waktunya?), diving in (merenungi dan menyelami emosi setiap peristiwa). Emosi sendiri juga akan memengaruhi pikiran (thinking) dan perasaan (feeling). Positive feeling dan positive thinking merupakan perasaan dan pikiran tentang gejala sesuatu yang diinginkan dan disukai. 

Mulai dari sekarang kendalikan pikiran anda, ikhtiarkan untuk menghilangkan su’udzon. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah memaksakan diri untuk berbaik sangka dan tinggalkan persepsi negatif, gibah, ataupun gosip. Senantiasa mengganti kata yang bernada negatif menjadi positif, misalkan; lemah menjadi belum/kurang mampu. Kata-kata adalah doa serta mampu memengaruhi pikiran dan perasaan. 

Meski terkadang pikiran/perasaan positif dan negatif datang bersamaan. Manusia diharapkan sadar dan senantiasa berikhtiar mengenali pikiran positif, pikiran negatif, perasaan positif, dan perasaan negatif. Sehingga akan menarik hal-hal serupa yang berada di alam semesta (Law of Attraction). Law of Attraction adalah suatu keadaan saat anda berperasaan dan berpikiran tentang sesuatu, maka energi perasaan dan pikiran akan mencari dan mencocokkan.

Manusia adalah magnet, dan setiap detail peristiwa yang dialaminya datang atas daya tarik (undangan)nya sendiri (Elizabeth Towne, 1906).

Mulai dari sekarang, ikrar dan ikhtiarkan untuk selalu berucap, berpikir, dan berperasaan hanya yang baik-baik saja. Perbaiki dan mohonkan pada Sang Pencipta agar, semesta mendukung memberikan nasib baik kepada anda. Jadi, masih tertarik berprasangka buruk? 

Semoga Nasib Baik selalu mengelilingi rekan-rekan sekalian.

Salam,

@adelyanovi

Referensi:


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun