Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Penawaran Hidup

13 Desember 2019   09:32 Diperbarui: 13 Desember 2019   18:36 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: KOMPAS.com/Thinkstock

"Pletakkk ...."

"Aduh ...."

"Borjois, ini sakit!"

"Kau kakak paling bejat yang pernah kumiliki! Dan sialnya aku terlahir sebagai adikmu."

Aku masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam.

"Borjois, itu kamarku juga."

"Aku tidak ingin diganggu! Tidurlah dengan ibu atau di depan pintu."

Malam ini aku menyatu dengan hujan di belakang rumah. Seluruh keluarga sudah tertidur pulas karena kekenyangan. Sedangkan perutku masih berbunyi sejak tadi. 

Namun semua makanan sudah habis, bahkan tidak tersisa sedikitpun. Hari ini aku akan tertidur dengan perut yang lapar serupa kemarin. 

"Ya Allah! Aku memasrahkan diri ini seutuhnya kepada takdir yang akan membawaku entah ke mana."

**

Jakarta, 13 Desember 2019

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun