Wajahku hanya memperlihatkan kedataran dari piala yang kuterima. Bukan karena tidak ingin berbagi tawa dan kesenangan. Tetapi rasa lapar mulai menyerang kedalam tubuh ini. Lapar karena Bapak hanya memberikan nasihat basi sehabis penghargaan itu aku terima.
"Pak, Bukannya aku tidak suka piala ini! Namun apakah Bapak ikhlas mengatakan bahwa Bapak bahagia karena aku yang memenangkannya?"
Bapak kepala sekolah hanya tersenyum kecut. Aku benci itu. Kemudian keluar ruangan dan pulang, karena sudah tidak lagi merasakan memiliki perasaan hormat kepadanya. Lagipula sekolahan sudah mengizinkan kami yang tidak ikut acara untuk pulang.
Jakarta, 16 November 2019.
Bersambung