Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saujananya Hidup

26 Januari 2019   10:54 Diperbarui: 26 Januari 2019   11:01 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam hormat bapak! Kepadamu aku hanya bisa meminta
sambil menyembunyikan letak isi dadaku yang riuh oleh gemagema kenalan remaja
sebab pikiran ini akan menjadi matang
pada waktunya, semoga.

Maka-


biarkan untuk kali ini jiwa berkeliaran mencari sepenggal arti kehidupan
lalu, berbanggalah kepada langkah yang sudah terbuat
atau bahkan sebaliknya
entahlah! Nantikan saja episode setelahnya.

Tetapi-

jangan kau buat laparku lebih liar dari debu jalanan, pintaku. Sambil menolak banyak makanan dunia.

Tunggulah sebentar, wahai pria yang lebih tua yang Kupanggil sebagai ayah saat bermanja.

Duduk dan berdiriku masih belum benar-benar tepat
masih menelisik badan pagi hingga malam
demi menggenapi hari menuju sisi kemanusiaanku.

Jangan lelah mengutarakan pendapatmu
sebab daun jendela yang kupunya hanya sebagian kecil dari luasnya ventilasi udara, milik kita, yang terkadang tampias air hujan dan membuat basah ruangan santai, tempat berbagi kebahagiaan.

Inilah jalur hidup, ayah. Aku menghamba, selebihnya biar hati yang meneruskan perjalanan sambil bernyanyi puji syukur kepada Yang Esa atas segala nikmat dan anugerahnya.

Lalu mendekap hasil teka-teki yang masih miskin kemarin. Meracik surga perlahan-lahan dengan tatapan kepastian
tanpa lagi merepotkan bahu kekarmu yang menjadi wadah penimbun air mataku.

Cukup katakan, "sayang, aku masih ada." Kemudian membelai rambutku yang panjang sebatas mimpi.

Bait akhir dari sekian rintik kuringkas, maka.

Aku mencintaimu, ayah! Tanpa tanda kutip dunia.

Tangerang, 26 Januari 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun