Rasa lelah mendera setelah sekian lama memacu roda dua di aspal bergelombang. Memaksa peluh segera dilumatkan dengan ujung jaket yang diciprati aroma asap knalpot sepanjang perjalanan. Ah, hanya desahan yang mampu dihempaskan.
Tanpa nyana rasa kantuk menerjang. Mengatupkan ujung-ujung bulu mata untuk saling merapat. Lekat dan tak mampu lagi kuelakkan, walau dengan membulatkan pupil mata agar tetap terjaga. Ternyata ujung helm semakin menambah beban ujung rambutku.
Terlirik serumpun bambu menyapa mesra dengan gemericik daunnya mengalunkan nyanyian merindu. Aku teringat dirimu dengan lambaian tangan dan senyum yang terkembang berucap selamat datang sayang.Â
Diantara rimbunan bambu kita menggoreskan harapan. Untuk saling menjaga hati dan perasaan. Ujung batang bambu semakin mengecil bagaikan harapan yang sepertinya sulit untuk dijangkau. Suara hatimu masih kudengan mengintip diantara pohon bambu.
Diantara buluhnya ada perasaan menggelitik, dengan debaran mengalir pasti seiring angin berhembus. Semakin kencang semilirnya membawa alunan nadamu menusuk relung hati paling dalam.
Ada hembusan yang menyeret mata untuk terpejam sejenak. Mendamaikan rasa menikmati sejuk yang menyelimuti bulu-bulu di lenganku. Diantara pohon bambu masih terkenang dua mata indah yang mengintip dan selalu memberi senyuman.
Salamku dititipkan diantara pohon bambu.
Bandung Barat, 130221
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI