Mohon tunggu...
Ade Fathurahman
Ade Fathurahman Mohon Tunggu... Guru - Geography Teacher of SMANSA Sukabumi

Pemilik dan Pengelola Blog : https://adefathurahman.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sinar Matahari, Budaya Begadang, dan Kesiapan serta Hasil Belajar Siswa

18 Januari 2024   12:49 Diperbarui: 18 Januari 2024   12:57 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://beritadisdik.com/news/kaji/sinar-matahari--budaya-begadang--dan-kesiapan-serta-hasil-belajar-siswa                                                      https://adefathurahman.blogspot.com/2023/09/sinar-matahari-budaya-begadang-dan.html

Tulisan ini merupakan kelanjutan  tulisan saya  sebelumnya tentang Kebersyukuran kita sebagai sekelompok manusia yang dianugrahi iklim tropis (Berita Disdik - Bersyukur Masih Diberi Waktu dan Bertemu Matahari). Penajaman melalui interelasi (keterkaitan) antar fenomena di permukaan bumi, baik fisik (alamiah), maupun yang sosial (aktifitas manusia).

       Setelah sebelumnya disampaikan bahwa secara Geografi bahwa Perang dunia Ke-2 antara Sekutu yang dikomandani Amerika Serikat melawan Jepang, selain dilandasi oleh letak strategis beberapa wilayah dunia, seperti halnya Kepulauan Hawai. Saya melihat ada hal lain tentang Kepulauan Hawai yang memang berada di tengah Samudera Pasifik, yakni Kepulauan yang berada di Iklim Tropis. Saya melihat ada perebutan energi Matahari dalam peperangan ini. energi yang diartikan sebagai tenaga yang tidak sebatas tenaga alternatif pengganti BBM atau listrik  yang dikenal sekarang, melainkan sebagai bahan energi bagi kehidupan manusia, khususnya kesehatan.

     Hal yang mendasari prediksi diatas adalah fakta bahwa sebagian besar dari Wilayah Amerika Serikat  berada dalam satu daratan, Disamping itu, sebagian lagi yang berbatasan dengan Kanada berada di iklim Sedang Utara. Fakta yang lain adalah Wilayah Jepang yang, walaupun merupakan Gugusan Pulau-pulau, tetapi nyaris seluruhnya terletak di wilayah Iklim Sedang Utara. Iklim sedang yang menjadikan manusia-manusianya secara determinis beradaptasi dengan cuaca ekstrim musim dingin selam 3 bulan yang nyaris tanpa matahari. 

     Fakta-fakta geografis diatas menjadikan kepentingan akan Kepulauan Hawai menjadi sangat penting, dimana peperangan yang sebelumnya didasari faham kemanusiaan memerangi idiologi fasisme Jepang bisa jadi menjadi kepentingan yang tercampuri oleh kepentingan yang lain, sebut saja Kepemilikan atas Kepulauan Hawai yang identik dengan rayuan eksotisnya iklim tropis yang kaya sinar matahari. Menjadi semakin relevan, jika Jepang habis-habisan melawan Sekutu (beberapa negara Eropa dengan Komandannya Amerika Serikat) memilih Simbol dalam Benderanya dengan Simbol Matahari sesuai dengan Ajaran Shinto-nya. Setidaknya kita mengenal bebrapa kisah heroik tentara jepang yang mempertontonkan budaya Harakiri dan kamikaze yang menakutkan bagi pihak sekutu.

        Sepertinya Perang dunia Ke-II tak akan pernah berakhir tanpa tragedi kemanusian BOM Hiroshima dan Nagasaki 1945. Suatu Peristiwa kemanusiaan yang telah memporak-porandakan patriotisme tentara Jepang di berbagai negara Asia yang didudukinya, Akhir peperangan inilah yang kemudian mempersembahkan pada dunia jumlah negara serikat Amerika menjadi 50. Dimana Amerika Serikat sekarang inimmemiliki 48 Negara bagian dalam satu kesatuan wilayah dan 1 negara bagian lain terpisah oleh Kanada (Alaska) serta Kepulauan Hawai yang terletak nun jauh di tengah-tengah Samudera Pasifik.

       Lalu apa yang bisa dipetik dari naarasi diatas, diantaranya adalah kepentingan manusia dibumi akan sinar matahari tak terbantahkan, bahkan menelikung pada pertarungan politik yang semulanya berkutat pada masalah ekspansi idiologi. Yang kita tahu sekarang adalah para turis musim dingin Iklim Sedang  Belahan Bumi Utara asal Amerika Serikat mendapatkan kemudahan berkunjung menemui Sinar Matahari Tropis yang kaya Vitamin D di Kepulauan Hawai tanpa visa kunjungan wisata selama bertahun-tahun Pasca PD II, karena serasa mengunjungi bagian dari negaranya sendiri.

       Sangat ironis, jika fakta diatas dihubungkan dengan keadaan sebagian masyarakat tropis seperti kita yang tidak begitu memperhatikan betapa pentingnya matahari. Sebagian masyarakat kita yang tak pernah merenung (berkontemplasi) bersyukur dengan keberadaan matahari yang senantiasa bersinar sepanjang tahun. Vitamin D yang senantiasa dihasilkan matahari serta kemudahan mendapatkannya yang terabaikan sebagian masyarakat kita.

       Dalam konteks kekinian dan kedisinian, budaya berjemur pada pagi hari di luar rumah yang diturun-temurunkan para leluhur kita, khususnya yang petani sepertinya  juga bersadarkan pada pengalaman hidup mereka atas manfaat yang didapatkan dari sinar matahari pagi. Tentu saja ini berbeda dengan kebiasaan para nenek moyang kita yang pelaut, karena harus pergi pada malam hari dan pulang pada dini hari bekerja sepanjang malam).

        Jika membandingkan dari dua kebiasaan leluhur/ nenek moyang kita itu sepertinya saya yakin bahwa kegiatan nelayan yang bekerja pada malam hari dengan mempergunakan angin darat pada pemberangkatan dan menggunakan angin laut pada saat pulang dari bekerja di laut semalaman hanya merupakan sebuah tuntutan kondisi alam. Jiak pun seandainya dahulu sudah diketemukan motor untuk perahu nelayan, sepertinya mereka akan memilih jadwal kerja normal seperti petani (terlalu bergantung pada perubahan arah angin). 

    Pada Proses KBM saya senantiasa mengingatkan kepada para siswa dan khususnya diri sendiri tentang betapa pentingnya prepare (persiapan) dalam berbagaikegiatan yang kita jalani. Jika pun kita menjadi yang seseorang yang melaksanakan akselerasi, minimal kita bisa menjalankan kewajiban sedikit diatas rata-rata minimum yang ditargetkan, Berkenaan dengan pola aktifitas KBM didominasi pada waktu siang hari, maka sudah sewajarnya persiapan KBM di siang hari itu harus dilakukan sejak semalam sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun