Mohon tunggu...
Aksara Adeera
Aksara Adeera Mohon Tunggu... Administrasi - Admin

Author newbie

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ayah untuk Aksara

20 September 2023   10:56 Diperbarui: 20 September 2023   10:57 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Merantau, ada teman yang mengajak kerja  di luar pulau. Tabungan kita sudah habis untuk  membiayai terapi Aksa," ujarnya pelan.

"Jangan  khawatir, akan kukirim uang setiap bulan." 

Aku menatap lelaki itu tanpa bisa menahan  kepergiannya. Desakan ekonomi memaksaku untuk tegar. Toh, setiap bulan dia akan mengirim uang  untuk kami. 

Waktu berlalu cepat, tidak terasa sudah tiga  tahun Mas Tegar merantau. Benar, ia menepati janji  mengirim uang setiap bulan. Namun, dirinya tidak  pernah menanyakan keadaan putra semata wayangnya. Kuputuskan menelepon duluan, tetapi nomor ponselnya tidak aktif. 

Malam itu, aku terjaga dan memohon pada-Nya untuk membuka pintu hati Mas Tegar agar  merindukan jagoan kecilnya. Aku ingin  memberitahukan perkembangan putra semata wayang kami, Aksara. 

"A ... yah ...." Aksara meracau singkat. Kali ini,  terdengar jelas bahwa dirinya memanggil sang  ayah. 

Lekas kuraih botol susu yang ada di samping ranjang dan memasukkan dalam bibirnya. Namun,  Aksara justru menampik botol tersebut sambil  meracau terus-menerus. 

*** 

"Bunda, di mana Ayah?" Pertanyaan Aksara  membuyarkan lamunanku, gegas aku menepikan  motor. Kali ini, mata bocah itu tampak berbinar.

Aku mengusap air mata yang meluruh deras. "Ayah sedang  bekerja keras untuk kita, Sayang. Dengar, Bunda  adalah ayahmu. Karena Bunda seorang perempuan,  panggil Bunda dengan sebutan 'Bunda' ya, Nak.  Jika Aksa merindukan Ayah, panggil Bunda dengan sebutan 'Ayah'. Paham?" 

Bocah kecil itu mengangguk lesu.  Tampaknya, ia sudah mengerti apa yang kujelaskan.  Air mata tidak dapat kubendung lagi. Sakit jika terus-menerus membohongi Aksara. Lambat laun,  dengan sendirinya Aksara akan tahu keberadaan  ayahnya. 

Surabaya, 20 September 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun