"Saya Jalal Chahda, seorang umat Kristen Levantine Arab, menolak dan mengecam hinaan kepada seorang Nabi di Islam, sang pengirim pesan #Mohammad. Damai dan Terberkatilah," tulisnya di Twitter dikutip dari Anadolu.
Chahda juga memposting foto, yang berisi tulisan, "Muhammad, Tuhan memberkatinya dan memberikannya kedamaian," lanjut Chahda.
Penyiar Al-Jazeera lainnya, Ghada Owais, yang juga Kristen mere-tweet tcuitan Chahda.
Saya menolak menyakiti hati Muslim atau mengeneralisir terorisme berkaitan dengan Islam," tulisnya.
Hal yang sama juga diungkapkan pengguna Twitter bernama Michael Ayoub.
"Saya memandang renda, semua orang yang menghina agama lainnya dan mengejeknya atau pembawa pesannya," cuit Ayoub.
Bukan hanya itu, Uskup Agung Palestina Atallah Hanna dari Gereja Ortodoks Yunani dalam sebuah postingan di halaman Facebook resminya menuliskan, "Atas dasar nilai-nilai Kristen kami dan afiliasi Kristen kami dengan gereja paling kuno di dunia ini mengungkapkan kecaman, ketidaksetujuan dan penolakan kami atas serangan apapun yang mengusik simbol-simbol keagamaan di semua agama."
Dia menambahkan, "Menghina saudara Muslim kita  adalah sesuatu yang kita tolak dan kutuk sepenuhnya."
Kebebasan Yang salah kaprah
Saya tak mengerti kebebasan atau kemerdekaan yang di ucapkan oleh Presiden Macron. Yang saya ketahui tentang kebebasan adalah bukan bebas tanpa batas. tapi dengan kebebasan kita menemukan batasan-batasan. Mau itu kebebasan dalam hal berbicara, berpendapat atau berekspresi.
Saya pikir di negara sekuler seperti Prancis. Pun tak akan mentolerir kebebasan setiap warganya dengan semaunya. Misalnya dengan dalil kebebasan. individu yang satu melanggar hak atau privasi individu yang lain. Apakah masih di katakan kebebasan? Tentu tidak.Â
Kebebasan kita terbatasi oleh hak atau privasi orang lain. Kalau kita tetap bersikeras melakukan kebebasan kita dengan sekehendaknya, pasti menimbulkan gesekan  atau konflik dengan yang lain.