Aku meringkuk dalam gelapnya malam
Sembari membasuh tetesan air mata yang jatuh ke pipi
Tak kumengerti bahwa kini aku terdiam sendiri
Ditemani bulan yang memancarkan sinar dengan indahnya
Beragam genangan kenangan bersamamu terus menari dalam fikiranku
Tak dapat kutepis, apalagi kulupakan
Karena bagiku kau adalah malaikat
Yang terus ada dalam ketiadaan
Wahai kekasih pujaanku,
Aku terlalu mencintaimu
Hingga tak menyadari bahwa kini kau tak disisiku lagi
Alam bawah sadarku tak mau mengakui bahwa kau telah pergi
Jauh meninggalkanku yang terpuruk di dalam sepi
Tak bisa kembali dan hanya bisa diratapi
Oh, begitu malangnya diriku
Begitu dalamnya mengharap kepadamu yang telah tiada
Â