Kualitas air tambak merupakan salah satu faktor paling krusial dalam budidaya perikanan, terutama tambak udang dan ikan. Sayangnya, pencemaran air tambak masih menjadi masalah besar bagi petambak di Indonesia. Limbah organik dari pakan, kotoran hewan, dan plankton mati menumpuk di dasar tambak, menciptakan kondisi anaerob yang berbahaya. Kondisi ini dapat memicu ledakan bakteri patogen, menurunkan kadar oksigen terlarut (DO), dan meningkatkan kadar amonia yang beracun.
Menurut data KKP (2023), lebih dari 40% kegagalan panen di tambak udang disebabkan oleh kualitas air yang buruk. Dalam jangka panjang, penggunaan bahan kimia sebagai penanggulangan justru mencemari lingkungan dan menurunkan daya dukung lahan tambak.
Lalu, apa solusi yang ramah lingkungan namun tetap efektif? Di sinilah probiotic aquaculture hadir sebagai jawaban. Teknologi ini menggunakan mikroorganisme baik untuk menstabilkan ekosistem air tambak tanpa merusak lingkungan sekitar.
Apa Itu Probiotic Aquaculture?
Probiotic aquaculture adalah metode budidaya yang mengandalkan mikroorganisme baik untuk memperbaiki kualitas air dan meningkatkan kesehatan organisme tambak. Berbeda dengan antibiotik atau bahan kimia lainnya, probiotik bekerja dengan menekan populasi mikroorganisme patogen dan membantu dekomposisi limbah organik secara alami.
Mikroorganisme ini, seperti Bacillus subtilis, Lactobacillus sp., dan Nitrosomonas, dimasukkan ke dalam sistem perairan untuk menguraikan sisa pakan, kotoran, dan bahan organik lainnya. Proses ini menghasilkan lingkungan perairan yang lebih stabil dan bersih.
Keunggulan lainnya adalah probiotik tidak meninggalkan residu berbahaya dan tidak menyebabkan resistensi bakteri, berbeda dengan penggunaan antibiotik yang berulang. Dengan demikian, probiotic aquaculture merupakan pendekatan berkelanjutan yang mendukung budidaya jangka panjang.
Dampak Air Tambak yang Kotor terhadap Produktivitas
Air tambak yang tidak dikelola dengan baik bisa menjadi sumber berbagai penyakit seperti vibriosis, white feces, dan infeksi bakteri lainnya. Selain itu, kualitas air yang buruk menyebabkan stres pada organisme tambak, menurunkan nafsu makan dan meningkatkan mortalitas.
Kadar amonia dan nitrit yang tinggi adalah dua indikator umum dari air tambak yang tercemar. Amonia >0,1 mg/L sudah dianggap berbahaya bagi udang. Ketika limbah organik menumpuk dan bakteri patogen berkembang, sistem imun udang melemah dan panen bisa gagal total.
Petambak sering kali mengandalkan penggantian air secara rutin untuk mengatasi masalah ini, namun metode ini memakan biaya dan bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem mikro. Di sinilah probiotik berperan sebagai solusi ekonomis dan ekologis.
Manfaat Probiotic Aquaculture dalam Pengelolaan Tambak
Penggunaan probiotic aquaculture membawa banyak manfaat yang langsung terasa dalam operasional tambak. Beberapa di antaranya adalah: