Mohon tunggu...
Achmad Rafif
Achmad Rafif Mohon Tunggu... -

ID

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Manisku

21 Mei 2016   18:34 Diperbarui: 21 Mei 2016   18:37 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto | InstagramTahukah engkau, burung pun butuh angin untuk tetap terbang dan berbahagia diri. Tiada guna ia punya sayap yang serasi bila tiada angin yang berhembus. Benar bukan?

Copet-copet di pasar pun butuh kaki dan otak licik untuk terus lari tanpa tertangkap. Tiada guna pula mencopet bermodal tekad, manisku.

Gedung-gedung yang tinggi di Jakarta kita, butuh pondasi sekuat baja bukan? Bilamana hanya besi saja dalam sehari bisa ambruk. Bukan begitu, manisku?

Pagi sangat butuh matahari, manisku. Untuk apa? Menggantinya menjadi siang? Bukan. Untuk menerbitkan, manisku.

Senja punya harapan kepada malam juga, bukan? Malam menenggelamkannya dan sepasang-pasang mata menyaksikannya. Indah, manisku.

Tapi engkau, manisku. Butuh aku kah? Bila benar; aku ingin jadi angin dalam hidupmu agar kau terus merasa hidup, manisku.

 

17 Januari 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun