Self Diagnosis, Awas bahaya bagi kesehatan!
Menarik simpulan dari hellosehat (4 sep 2020) dan www.halodoc.com (19 okt 2020), di susun pada 25 september 2021.
Hallo Sobat, gimana perkembangan kesehatan nya udah fit atau belum. Di jaga ya bahwa sehat itu mahal. Sobat pernah merasakan tidak enak badan? Atau pernah derita sakit tapi justru teman Sobat yang penarnah memiliki gelaja yang sama dan teman Sobat menginformasikan cara mengatasi keluhan. Sobat langsung begitu percaya pada teman saran teman Sobat? Hati hati ya sobat ini termasuk fenomena self diagnosis.
Apa sih  self diagnosis ?
Self diagnosis adalah upaya mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang Sobat pikirkan, misalnya dari teman atau keluarga, bahkan pengalaman sakit Sobat di masa lalu. Atau sepertia mendiagnosa diri sendiri.
Padahal, diagnosis itu hanya boleh ditetapkan oleh para dokter atau tenaga medis. Pasalnya, proses menuju diagnosis yang tepat sangatlah sulit, butuh arahan dokter.
Ketika Sobat berkonsultasi ke dokter akan menetapkan diagnosis. Diagnosis ditentukan berdasarkan dari riwayat gejala Sobat atau keluhan, riwayat penyakit yang Sobat alami.
Saat dokter  mendiagnosis diri Sobat, Sobat  menyimpulkan suatu masalah kesehatan fisik maupun psikologis dengan berbekal pemikiran informasi yang Sobat  miliki.
Padahal, tenaga medis profesional saja perlu mengidentifikasi dari mana asalmula suatu masalah kesehatan sebelum memfonis diagnosisnya kepada pasien.
Hayo mengapa self diagnosis berbahaya ?
Terdapat beberapa bahaya, nyata yang dapat timbul terkait mendiagnosis diri sendiri. Berikut diantaranya;
- Diagnosis yang salah