Mohon tunggu...
Sri Wintala Achmad
Sri Wintala Achmad Mohon Tunggu... Biografi Sri Wintala Achmad

SRI WINTALA ACHMAD menulis puisi, cerpen, novel, filsafat dan budaya Jawa, serta sejarah. Karya-karya sastranya dimuat di media masa lokal, nasional, Malaysia, dan Australia; serta diterbitkan dalam berbagai antologi di tingkat daerah dan nasional. Nama kesastrawannya dicatat dalam "Buku Pintar Sastra Indonesia", susunan Pamusuk Eneste (Penerbit Kompas, 2001) dan "Apa dan Siapa Penyair Indonesia" (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam buku: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018). Sebagai koordinator divisi sastra, Dewan Kesenian Cilacap periode 2017-2019.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tokoh-tokoh Wanita dalam Jagad Pakeliran

18 Februari 2018   16:52 Diperbarui: 18 Februari 2018   17:51 13441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.vecteezy.com

Siti Sendari merupakan putri angkat Prabu Kresna. Siti Sendari merupakan putri kandung Sang Hyang Bathara Wisnu dengan Dewi Pertiwi. Siti Sendari menikah dengan Abimanyu. Dari pernikahannya dengan Abimanyu, Siti Sendari tidak dikaruniai seorang anak. Siti Sendari melakukan bela pati dengan membakar diri di kobaran api suci pancaka sesudah Abimanyu gugur di Kurusetra saat terjadi perang Bharatayuda.

Hagnyanawati

Hagnyanawati merupakan putri dari Prabu Boma Narakasura dari kerajaan Surateleng. Pada waktu Bambang Sitija (putra angkat Prabu Kresna/putra kandung Sang Hyang Bathara Wisnu dan Dewi Pertiwi) mampu menaklukkan Prabu Boma Narakasura dan merebut Surateleng, Hagnyanawati dinikahinya sebagai istri.

Karena titisan Bathari Dermi, cinta Hagnyanawati tetap kepada Samba (titisan Bathara Derma). Akibat dari perselingkuhan antara Hagnyawati dan Samba, Bambang Sitija marah besar. Sesudah Samba tewas di tangan Sitija, Hagnyanawati melakukan bela pati dengan cara mebakar diri dengan api pancaka. [Sri Wintala Achmad]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun