Prabu Kuntiboja marah besar sesudah mengetahui Kunti mengandung tanpa diketahui siapa lelakinya. Agar tidak terjadi pembicaraan rakyat Mandura, Kunti yang melahirkan bayi Karna (Suryatmaja) melalui lubang telinganya, terpaksa membuang bayi itu ke sungai Aswa.
Tak lama sesudah peristiwa itu, Kunti menikah dengan Pandu Dewanata. Namun dengan Pandu yang kemudian menjabat sebagai raja Hastinapura pasca pemerintahan Kresna Dwipayana, Kunti tidak memiliki seorang putra. Ketiga putranya yang bernama Yudistira, Bima, dan Arjuna lahir dari benih para dewa. Yudistira lahir berkat anugerah Sang Hyang Bathara Darma. Bima lahir berkat anugerah Sang Hyang Bathara Bayu. Arjuna lahir berkat anugerah Sang Hyang Bathara Indra.
Dewi Gendari
Dewi Gendari merupakan putri dari Prabu Keswara dari kerajaan Gandara. Semula Gendari diserahkan oleh Harya Suman (Trigantalpati/Sengkuni) kepada Pandu agar dinikahinya. Namun oleh Pandu, Gendari diserahkan pada kakaknya Drestarastra. Hasil perkawinannya dengan Drestarastra, Gendari memiliki 100 putra yang dikenal dengan Korawa.
Dewi Setyawati
Dewi Setyawati merupaka putri pujan dari Begawan Bragaspati. Setyawati menikah dengan Narasoma atau Prabu Salya dari Mandaraka. Di dalam pewayangan Jawa, Setyawati dikenal sebagai wanita setia. Karena kesetiaan cintanya pada sang suami, Setyawati melakukan bela pati dengan bunuh diri di Kurusetra sewaktu Prabu Salya gugur di medan laga.
Anggraini
Anggraini merupakan istri dari Prabu Ekalaya (Palgunadi). Manakala Prabu Ekalaya tewas di tangan gurunya sendiri yakni Begawan Durna, Anggraini yang tersohor berkat kesetiaannya pada sang suami itu melakukan bela pati. Mati dengan cara membunuh diri.
Surtikanti
Surtikanti merupakan putra ke dua Prabu Salya dan Setyawati. Surtikanti menikah dengan Karna (Suryatmaja). Manakala Patih Tuhayata (Patih Awangga) akan menyampaikan pesan Karna di medan laga Kurusetra yang disalahpahami akan mewartakan kematian suaminya, Surtikanti melakukan bela pati dengan menikamkan patrem ke ulu hatinya.
Wara Drupadi