Â
Berdasarkan data  berikut kita bisa katakan bahwa  pertumbuhan konsumsi dalam negeri di tahun 2022 dan 2023 akan  bisa memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi secara  global seperti  kondisi berikut ini :Â
Beberapa jenis PDB pengeluaran konsumsi rumah tangga yang akan menjadi penopang ekonomi Indonesia di tahun 2023, dimana kondisi itu berdasarkan kondisi yang ada di tahun 2022 seperti  kondisi yang terjadi  hingga Triwulan ke II  tahun 2022 : konsumsi makanan dan minuman mencapai Rp1.056,20 triliun, untuk  sector transportasi & komunikasi: Rp528,93 triliun, untuk sector perumahan & perlengkapan: Rp 321,78 triliun, sector lainnya adalah restoran & hotel: Rp249,85 triliun, untuk sector kesehatan & pendidikan: Rp172,04 triliun hingga sector lainnya: Rp117,89 triliun termasuk juga sector pakaian & alas kaki: Rp 85,68 triliun.
Sementara untuk pengeluarannya sendiri,  untuk rumah tangga di tahun 2022 nilainya adalah seperti berikut ini untuk  periode akhir triwulan II tahun 2022 : sector tertinggi pengeluarannya di pegang oleh sector transportasi & komunikasi: 9,68% (yoy), selanjutnya adalah sector restoran & hotel: 6,61% (yoy), sector konsumsi rumah tangga sendiri berada di angka konsumsi rumah tangga: 5,51% (yoy) dan 3 sektor berikutnya adalah sector pakaian & alas kaki: 4,35% (yoy), sector kesehatan & pendidikan: 4,27% (yoy) dan sector makanan & minuman: 4,09% (yoy) hingga lainnya: 3,56% (yoy) dan terakhir adalah sector perumahan: 3,31% (yoy).
2.  Pertumbuhan Kinerja Investasi  tahun 2022
Hingga memasuki triwulan II tahun 2023 kita bisa katakan bahwa kondisi realisasi investasi Indonesia sudah tumbuh cukup  tinggi. Dari data yang terhimpun dalam BKPM saja, memasuki periode September 2022 sudah mencapai Rp 892,4 triliun atau 74,4%  dari target realisasi sepanjang 2022 yang mencapai Rp1.200 triliun.  Dari kondisi yang ada kita  bisa jelaskan bahwa untuk realisasi investasinya sendiri PMA ( Penanaman Modal Asing ) mencapai Rp479,3 triliun sedangkan untuk PMDN ( Penanaman Modal  Dalam Negeri) mencapai Rp413,1 triliun.
Dari jumlah realisasi yang masuk ke Indonesia, maka bisa di jelaskan jumlah 5 besar sector yang masuk ke Indonesia berasal dari sector industry logam dasar, barang logam, sector bukan mesin dan peralatannya dengan nilai investasinya mencapai Rp131,8 triliun. Sementara untuk sector lainnya adalah transportasi, Gudang dan telekomunikasi dengan  nilai realisasi mencapai Rp97,6 triliun . Untuk 3 sektor lainnya yang mampu memberikan kontribusi menarik bagi investasi di Indonesia adalah  sector pertambangan mencapai Rp96,5 triliun, sector perumahan,  Kawasan industry dan perkantoran mencapai Rp80,5 triliun dan sector listrik, gas dan air dengan nilai Rp68,6 triliun.
3. Pertumbuhan Ekspor secara Nasional tahun 2022
Yang terakhir suppor pertumbuhan  ekonomi makro berasal dari kinerja sector ekspor yang ada di Indonesia tahun 2022.  Dimana kondisi yang terjadi dalam aktivitas bisnis ekspor itu sendiri adalah  hingga Oktober 2022 mencapai US$24,81 miliar. Sementara untuk ekspor non migasnya sendiri  hingga Oktober bisa mencapai angka US$23,43 miliar. Sehingga bisa dikatakan secara kumulatif nilai ekspor Indonesia periode  Januari -- Oktober tahun 2022  mencapai angka US$244,14 miliar atau  terjadi kenaikan sebesar 30,97 persen.  Dengan kenaikan  sebesar 30,61 %  untuk akumulasi ekspor non migas dengan periode yang sama yaitu  mencapai US$230,62 miliar.